Suatu hari Ana pulang dari sekolah tergopoh-gopoh menghampiri bapaknya dan langsung memberitahukan apa yang dialaminya tadi diperjalanan. "pak....pak sinigeh" katanya memanggil "ada apa na, kayanya penting banget" dengan suara lembut dan penuh kasih bapaknya menjawab sambil menghampiri anaknya yang langsung ngejelok di lantai. "tadi Ana naik ojek tapi gak mau dibayar" "oo..hh ojeknya kaya gimana" timpal bapaknya "orangnya tinggi besar pake jaket kulit, pake sepatu dapat nyemir, celana dapat nyetrika, pake helm" jawab anaknya menjelaskan. Sambil merangku bahu anaknya dengan penuh kasih bapaknya menjelaskan "Na, biasanya yang pakaiannya seperti itu Pa Penilik, itu teman bapak Jadi nanti kalo diajak naik motor oleh yang seperti itu ga usah bayar bilang terima kasih saja" "oooooooooh, gitu yah. nanti kalo Ana diajak lagi gak usah bayar" timpal anaknya. "iah" jawab bapaknya sambil berjalan...............
Pada hari yang lain ketika Ana seperti biasa menunggu ojek atau jemputan tiba-tiba datang seseorang yang bawa motor terus berhenti dan bertanya "Neng mau kemana" "pulang pa" jawab Ana. "hayu naik maotor" kata yang bawa motor. Dengan senang hati Ana naik motor. Selama dalam perjalanan dia memperhatikan yang bawa motor. sepatunya hitam mengkilap, pake jaket kulit, celananya rapih seperti yang baru disetrika, pake helm. "rapih banget" kata hati Ana. sesampainya di tujuan Ana langsung turun sambil menganggukan kepala Ana berujar "Terimakasih Pa !" "eh neng jangan pergi, bayar dulu atuh" jawab yang bawa motor " dengan nada heran Ana menjawab "Kata bapak geh ga usah bayar ke Pa Penilik mah" dengan muka aneh dan terheran-heran yang bawa motor menjawab sambil tersenyum "Tapi mamang bukan Penilik" "kalo bukan penilik kenapa mamang rapih banget" jawab Ana yang mukanya tampak bingung "ya, udah kalo gitumah" jawab tukang ojek terus pergi sambil ketawa sendiri.
Sementara Ana juga pulang dengan sejuta tanya di benaknya. Kenapa Pa Penilik dengan tukang ojek sama pakainnya.