BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara
yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Komitmen
yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang
mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik
Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya
generasi muda sebagai generasi penerus.
Indonesia
harus menghindari sistem pemerintahan yang memasung hak-hak asasi manusia,
hak-hak warganegara untuk dapat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi.
Kehidupan yang demokratis didalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non pemeritahan
perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya
pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi serta demi peningkatan martabat
kemanusian, kesejahteraan, kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan.
Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan
Kewarganegaraan (Citizenship Education) merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural,
bahasa, usia, dan suku bangsa.
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan
belajar-mengajar. Anak cenderug tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn
karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya
mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga
menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah.
Banyak
faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor internal
dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar,
intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah
faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan
belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.
Dari
masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru dalam
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan
penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (Focus on Learners), memberika
pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam
kehidupan nyata (provide relevant and contextualized subject matter) dan
mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa
Disinilah
guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan
kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik siswa.
Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan peciptaan suasana yang
menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran PKn. Dalam hal ini penulis memilih model “pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning)
dalam meningkatkan kemampuan memecahkan Kebabasan Berorganisai dalam mata
pelajaran PKn.
Pembelajaran
berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas dimana
siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa
diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itu tugas
guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada.
Tugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan
mendengarkan persfektif yang berbeda diantara mereka.
Menurut E.
Mulyana Pembelajaran aktif dengan menciptakan suatu kondisi dimana siswa dapat
berperan aktif, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. [1] Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi
yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir
kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam hal ini pembelajaran dengan Problem
Based Learning sebagai salah satu bagian dari pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan
guru disekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.
Berdasarkan
uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dirancang untuk
mengkaji penerapan pembelajaran model “Problem Based Learning” dalam
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Kebebasan berorganisasi dalam mata
pelajaran PKn
Atas dasar latar belakang masalah sebagaimana telah diutarakan di atas, maka saya memandang penting dan perlu melakukan penelitian dengan judul “penggunaan pendekatan model PBL (problem Based Learning) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada konsep Kebebasan Berorganisasi”
B.
Identifikasi
Masalah
Atas dasar latar belakang maslah sebagaimana
diuraikan di atas, maka masalah dalam peneleitian ini dapat diidentifikasi
sebagai berikut :
1. Sebagian besar nilai siswa belum belum
mencapai KKM, hal tersebut dikarenakan siswa tidak dibiasakan untuk memahami
konsep pembelajaran.
2. Pembelajaran tidak interaktif, karena siswa
tidak didorong untuk menggunakan media
3. Guru masih mengutamakan metode ceramah bahkan
cumla didiktekan .
C.
Rumusan
Masalah dan Pertanyaan Penelitian
1.
Rumusan
Masalah
Berdasar latar belakang dan identifikasi
masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, maka masalah utama dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah penggunaan model pembelajaran
problem based learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada konsep kebebasa
berorganisasi?
2. Pertanyaan Penelitian
Mengingat rumusan masalah utama sebagaimana
telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah utama dapat dirinci dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut :
a.
Bagaimana prestasi belajar siswa sebelum proses
pembelajaran dengan menggunakan media jari tangan?
b.
Bagaimana respon siswa selama mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan media jari tangan?
c.
Bagaimana aktivitas belajar siswa selama siswa siswa
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media jari tangan?
d.
Bagaimana aktivitas belajar guru selama melaksanakan
proses pembelajaran dengan menggunakan media jari tangan?
e.
Bagaimana prestasi belajar siswa setelah siswa
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media jari tangan?
D.
Pembatasan
Masalah
Dari
identifikasi masalah, rumusan masalah, dan pertanyaan penelitian yang telah
diuraikan di atas diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas.
Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penelitian ini
penulis batasi sebagai berikut:
1. Prestasi
hasil belajar dan proses pembelajaran yang diukur dalam penelitian ini adalah
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Pokok
bahasan yang akan diteliti pada pembelajaran ini adalah pokok bahasan mengenai
perkalian.
3. Obyek
dalam penelitian ini hanya akan meneliti pada siswa kelas V di SDN Gunung Batu
2 Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang – Banten.
E.
Tujuan
Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan model
pembelajaran problem based learning pada konsep kebebasan berorganisasi.
2. Untuk
mengetahui apakah penggunaan model
pembelajaran PBL dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa pada konsep kebebasan berorganisasi.
F.
Manfaat
Penelitian
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat untuk :
1.
Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn
di Sekolah Dasar Negeri Gunung Batu 2.
2.
Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pedidikan
kewarganegaraan.
3.
Memberikan alterntif kegiatan pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan
4.
Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan
Kewarganegaraan selama pelajaran berlangsung dengan adanya “The Involvement of
Participaton melalui Problem Based Learning.”
G.
Paradigma
atau kerangka Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variable yang akan diteliti, dan
selanjutnya dihubungkan antara variabel yang satu dengan variable yang lain.
Variable yang akan diteliti itu adalah sebagai berikut :
1.
Variabel bebas yaitu variable yang mempengaruhi
variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variable bebas adalah model
pembelajaran problem based learning
2.
Variabel Terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh
variable bebas, dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat yaitu
prestasi belajar siswa
H.
Asumsi
Berdasarkan
kerangka atau paradigma penelitian sebagaimana diuraikan di atas, maka beberapa
asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menurut
Edgar Dael (1977) dalam krucut retensi hasil belajar menyatakan “dalam belajar
semakin banyak melibatkan panca indera akan semakin baik dalam meningkatkan
daya ingat siswa akan pengetahuan baru yang diperolehnya dalam memori jangka
panjang anak.
2. Cara
berfikir siswa kelas IV masih bersifat konkrit, sehingga penggunaan jari tangan
sangat tepat dilaksanakan.
I.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka atau paradigma
penelitian dan asumsi sebagaimana dikemukakan di atas, maka hipotesis tindakan
dalam penelitian ini adalah sebagai: “penggunaan model pembelajaran PBL (problem based learning) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada tema kebebasan berorganisasi”
J.
Definisi
Operasional
Untuk
menghindari terjadinya salah pengertian terhadap istilah-istilah yang terdapat
dalam variabel penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut kemudian didefinisikan
sebagai berikut:
PKn sebagai
salah satu bidang studi yang memiliki tujuan “How to Develop Better Civics
Behaviours” membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek
nilai dan moral, banyak memuat materi sosial. PKn merupakan salah satu dari
lima tradisi pendidikan IPS yakni citizenship transmission, saat ini sudah
berkembang menjadi tiga aspek PKn (Citizenship Education), yakni aspek
akademis, aspek kurikuler dan aspek sosial budaya.
Secara
akademis PKn dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian yang memusatkan
telaahannya pada seluruh dimensi psikologi dan sosial budaya kewarganegaraan
individu dengan menggunakan ilmu politik dan pendidikan sebagai landasan
kajiannya.
Implementasiya
sangat dibutuhkan guru yang profesional, guru yang profesional dituntut
menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan, antara lain :
1. Kemampuan menguasai bahan ajar
2. Kemampuan dalam mengelola kelas
3. Kemampuan dalam menggunakan metode, media
dan sumber belajar
4. Kemampuan untuk melakukan penilaian baik
proses maupun hasil
Selanjutnya
UNESCO dalam Soedijarto (2004:10-18) mencanangkan empat pilar belajar dalam
pembelajaran (termasuk model Problem Based Learning) :
1.
Learning to Know ( penguasaan ways of knowing or mode
of inquire)
2.
Learning to do ( controlling, monitoring, maintening,
designing, organizing)
3.
Learning to live together
5.
Learning to be
6. Prestasi
adalah
Prestasi
belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang tinggi yang
dicapai menurut anak dalam mengejar sesuatu pada waktu tertentu. Sumartono
(1992:18) dengan demikian hasil belajar IPA dapat diartikan sebagai sesuatu
yang menunjukkan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa setelah
mempelajari IPA. Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Wasty
Sumanto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi
tiga kelompok yaitu :
·
Faktor
stimulus.
·
Faktor
metode mengajar.
·
Faktor
individu.
Berikut ini akan dijelaskan secara
garis besar mengenai ketiga faktor tersebut:
a) Faktor Stimulus
Yang dimaksud dengan faktor stimulus
adalah segala hal di luar individu yang merangsang untuk mengadakan reaksi atau
perubahan, penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang diterima.
b) Faktor Metode Mengajar
Metode
mengajar guru sangat mempengaruhi terhadap belajar siswa, dengan kata lain
metode yang dipakai guru sangat menentukan dalam mencapai prestasi belajar
siswa. “metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan”. (Winarno Surachmand, 1980 : 80)
Jadi jelaslah bahwa metode
menentukan pencapaian tujuan pengajaran.
2. Faktor Individual
Selain
kedua faktor di atas, faktor individual sangat besar sekali pengaruhnya
terhadap kegiatan belajar siswa, bahwa pertumbuhan dan usia seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin dewasa individu semakin meningkat pula
kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. Problem
Based Learning
Pembelajaran model
Problem Based Learning berlangung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah serta mencari
pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa megerti
apa makna belajar, apa manfaatya, dalam status apa mereka, dan bagaimana
mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya
nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang bergua bagi
dirinya dan bergumul dengan ide-ide.
Dalam pembelajaran model
Problem Based Learning tugas guru mengatur strategi belajar, membantu
menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, dan memfasilitasi belajar. Anak harus tahu makna belajar
dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan
masalah dalam kehidupannya.
Dari pembahasan diatas
dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif, diaman siswa
dapat membangun sendiri pengetahuannya, menemukan pengetahuan dan
keterampilannya sendiri melalui proses bertanya, kerja kelompok, belajar dari
model yang sebenarnya, bisa merefleksikan apa yang diperolehnya antara harapan
dengan kenyataan sehingga peningkatan hasil belajar yang didapat bkan hanya
sekedar hasil menghapal materi belaka, tetapi lebih pada kegiatan nyata
(pemecahan kasus-kasus) yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses
pembelajaran (diskusi kelompok dan diskusi kelas).
Yang dimaksud dengan masalah Solichan A (dalam
Fasilitator,2004:25) adalah perbedaan antara kondisi yang ada (objektif) dengan
kondisi yang diharapkan.
Polya (1973) memberi empat langak pokok cara pemecahan
masalah, yaitu:
1.
memahami
masalah
2.
menyusun
rencana penyelesaian,
3.
melaksanakan
rencana penyelesaian itu,
4.
memeriksa
kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan.
B. Prestasi
Belajar
1.
Pengertian
Prestasi Belajar
Prestasi belajar yaitu setiap kegiatan atau belajar
menghasilkan suatu perbuatan yang khas, hasil belajar nampak dalam suatau
prestasi belajar oleh siswa (Haditomo, 1972:36)
Purwadarminta (1982:108) Prestasi adalah hasil yang
dicapai. Sedangkan belajar adalah berusaha untuk mendapatkan suatu kepandaian.
Tirtonegoro (1984:43) Prestasi belajar adalah
penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk hurup,
angka, dan symbol yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh siswa dalam
priode tertentu. Sedangkan Mohamad Ali (1991:81) menegaskan prestasi belajar
adalah setiap kemampuan atau tingkah laku dari proses berpikir dan kemampuan
mengingat kembali yang ditandai dengan kebiasaan, sikap, dan pengetahuan.
Fasilitas belajar memberi pengaruh yang berarti
terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang fasilitas belajarnya lebih lengkap,
prestasi belajarnya lebih baik. Penemuan ini mendukung beberapa pendapat yang
menyatakan bahwa sarana dan fasilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
proses dan hasil belajar. (Suryabrata, 1983 : 73).
Selain fasilitas belajar ada beberapa faktor yang
mempengaruhi belajar siswa antara lain : faktor anak atau individu dalam
belajar, faktor lingkungan anak dan factor bahan atau materi yang dipelajari.
(Bimo Walgito, 1995:120).
Hal
ini didukung oleh kenyataan dimana aktivitas belajar berpengaruh positive dan
berarti terhadap prestasi belajar. Dipihak lain, fasilitas belajar mempunyai
korelasi yang positif dengan masa terahir belajar, meskipun korelasinya rendah.
Kelengkapan buku paket dan buku penunjang yang dimiliki siswa menyebabkan
perbedaan prestasi belajar siswa. Literatur atau buku paket dan penunjang dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa jika siswa aktif mempelajari buku paket
tersebut, buku penunjang, dengan dilengkapi bacaan lain yang ada di
lingkungannya. Contohnya : majalah, surat kabar, dan lainnya akan menambah
wawasan yang sangat berarti dalam pemahaman membaca sehingga prestasi belajar
akan meningkat
Aspek-aspek
yang mempengaruhi hasil belajar menurut Siti Rahayu Haditono (1972:3) yaitu:
faktor endogen ; yang berasal dari dalam diri siswa.
faktor eksogen ; yang berasal dari luar diri siswa
Gagne (1971:10-17) dalam prestasi belajar menekankan
pada guru tentang aspek yang penting dalam mengajar yaitu: “kemampuan
memberikan kehangatan, penerimaan sibelajar yang berfungsi sebagai penguat
kegiatan belajar, kemampuan untuk menciptakan suasaa tertib, kemampuan untuk mengaktifkan sibelajar dan
kemampuan untuk memecahkan persoalan pengajaran secara khusus”.
Gagne (1974:4) menyatakan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran guru mempunyai tiga fungsi utama, yaitu : merencanakan kegiatan
pembelajaran, mengelola kegiatan pembelajaran, dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran. Kajian ini hanya mengupas kegiatan pengelolaan pengajaran, yang
diwujudkan dalam tingkah laku guru dalam berkomunikasi, dengan maksud
menciptakan kondisi belajar yang optimal. Hal ini hanya terjadi bila antara
guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa terjadi interakasi yang
komunikatif .
Winarno Surachmad (1982:26) mengatakan bahwa prestasi
belajar dipengaruhi oleh interaksi yang menggambarkan dua aktivitas dua arah
antara pengajar dan sibelajar. Hubungan aktif ini diikat oleh tujuan yang ingin
dcapai yaitu prestasi belajar yang tinggi.
Sedangkan Hughes (1971:21-24) mengatakan bahwa hasil
prestasi belajar siswa sangat ditentukan oleh interaksi belajar mengajar,
interaksi belajar tersebut meliputi :
Interaksi untuk mengembangkan kemampuan siswa agar
dapat mandiri, berprakarsa, percaya diri, memberi kesempatan siswa untuk
berusaha agar lebih berhasil. Caranya : guru memberi dukungan dengan kata-kata,
memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan gagasannya, memberi jawaban secara
langsung atas pertanyaan siswa, memberi penilaian secara objektif, dan
mengaitkan hal-hal yang dipelajarai dengan pengalaman diri siswa.
Interaksi untuk membantu siswa berinteraksi secara
positif dengan lingkungannya baik dengan benda-benda di sekelilingnya maupun
terhadap orang lain. Dengan cara : guru memberikan tugas yang sesuai dengan
kemampuan siswa.
Interaksi untuk membantu siswa mengembangkan sikap
positif dan mengakui adanya perbedaan individu dengan cara : guru memberikan
kesempatan siswa untuk memilih tugas yang sesuai dengan diri siswa, menunjukan
sikap percaya, dan membantu siswa untuk menguasai bidang yang sesuai baginya.
Interaksi untuk membantu siswa mengembangkan
keterampilanm berkomunikasi. Dengan cara guru membantu siswa mengungkapkan
pendapat dan pengalamannya, guru memberi kesempatan siswa untuk
menggunakan media, menggunkan bahasa
yang baku menyediakan buku bacaan, memberitahukan tujuan membaca dan
membandingkan hal yang dibaca dengan pengalaman, serta menarik kesimpulan.
Keberhasilan seorang siswa dalam proses belajar
mengajar, salah satunya ditunjukkan oleh prestasi belajar. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan, bahwa “prestasi belajar adalah hasil belajar
yang dicapai oleh seorang siswa dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya selaku pelajar”.
Prestasi belajar diartikan sebagai penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang
lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru. dinyatakan dalam nilai-nilai prestasi
belajar berdasarkan tes prestasi belajar.
Pendapat lain menyatakan, bahwa prestasi belajar
adalah merupakan segala perilaku yang dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari
terjadinya proses belajar yang ditempuh, baik yang bersifat kognitif, maupun
afektif atau psikomotor yang menggambarkan perilaku siswa secara umum.
Sedangkan Muhibin Syah mengatakan, bahwa prestasi belajar yang ideal adalah
meliputi segenap aspek psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman
dan proses belajar siswa.
Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah merupakan kecakapan nyata yang dimiliki siswa setelah ia
mengalami proses belajar dengan melalui penilaian tertentu, baik yang bersifat
kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dibuktikan dengan penilaian berupa
angka atau huruf pada skala penilaian.
2.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi merupakan
kebutuhan yang relevan dengan pembangunan dewasa ini. Bagaimana siswa mempunyai
motivasi untuk mewujudkan prestasi belajar dengan baik, tentunya dipengaruhi
pula oleh beberapa penyebab, yaitu sebagai berikut:
a.
Sumber
individu itu sendiri (individual characteristic)
b.
Tingkat
dan jenis pelajaran (studies characteristic)
c.
Lingkungan
belajar (studi situation characteristic).
Faktor internal yang mempengaruhi semangat prestasi belajar
di antaranya adalah faktor psikologis dan faktor jasmaniah. Faktor psikologis
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar di antaranya adalah intelegensi anak,
perhatian anak terhadap proses belajar mengajar, minat anak untuk cinta dan
sayang terhadap pelajaran/semangat, bakat siswa, dan kesiapan anak ketika akan
terjadinya proses belajar mengajar.
Faktor psikologis yaitu sikap individu dalam
memberikan reaksi atau respon dengan cara yang lebih tetap terhadap hal-hal
yang mendukung terwujudnya prestasi, di antaranya sikap terhadap disiplin orang
tua. Sikap positif terhadap disiplin orang tua merupakan awal yang baik bagi
tercapainya keberhasilan dalam belajar.
Sikap merupakan faktor intern anak sebagai respon
atas stimulus yang ada, karena sikap merupakan suatu kesiapan untuk beraksi
terhadap suatu pekerjaan dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa
kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk melakukan dan
dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang
menghendaki adanya respon.
Faktor jasmaniah di antaranya faktor kesehatan dan
cacat tubuh; proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah
pusing jika terjadi kelainan pada alat indera atau anggota badan lainnya. Cacat
tubuh adalah suatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai
kerja anggota badan. Cacat tubuh juga mempengaruhi proses belajar, karena anak
yang cacat tubuhnya belajarnya juga akan terganggu.
Seseorang yang menyenangi pelajarannya akan selalu
bersemangat, giat, dan berinisiatif. Semangat belajar yang menimbulkan prestasi
belajar yang baik dapat ditentukan berbagai pihak dalam memberikan perangsang,
termasuk di antaranya imbalan, pujian, prestise dan sebagainya
Lingkungan sekitar mampu mempengaruhi jiwa dan
perilaku anak untuk perubahan menjadi baik atau sebaliknya. Bentuk-bentuk yang
dapat dipengaruhi kejiwaan dan perilaku anak seperti perbuatan-perbuatan yang
melanggar norma (minuman keras, permainan yang mengandung hadiah yang tidak
sehat dan sebagainya), kondisi lingkungan tersebut melemahkan konsentrasi
belajar, malas melakukan kegiatan dan hilangnya gairah belajar. Lingkungan yang
mendukung untuk belajar maka akan menghasilkan prestasi belajar yang baik,
misalnya anak tinggal di lingkungan pelajar yang sangat tinggi respon terhadap
pendidikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Seting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gunung Batu 2
Kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang pada siswa kelas V, dengan jumlah siswa 23
orang, yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Penelitian
dilaksanakan pada saat mata pelajaran matematika berlangsung dengan pokok
bahasan ” Melakukan operasi perkalian dan pembagian”
B.
Subjek dan Objek Penelitian
Mengingat terbatasnya kemampuan dan
fasilitas yang dimiliki, maka pada penelitian ini terbatas pada hal-hal berikut
ini :
1.
Subyek
Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di SD Negeri Gunung Batu 2 Kecamatan Munjul pada siswa kelas V,
dengan jumlah siswa 23 orang, yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 11 orang
perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran IPA berlangsung
dengan pokok bahasan “ Rangka dan
Panca Indra Manusia”.
2.
Obyek
Penelitian
Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar
siswa dengan penggunaan media gambar pada siswa kelas V SD Negeri Gunung Batu 2
tahun pembelajaran 2013/2014
C.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas (action reseach) karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan
masalah di kelas dan dilakukan sesuai dengan langkah – langkah pada penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan diawali oleh suatu
kajian terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kajian digunakan sebagai
dasar untuk mengatasi masalah. Dalam proses perencanaan yang telah disusun
dilakukan observasi dan evaluasi dan hasilnya difahami sebagaai masukan untuk
melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahapan perencanaan.
Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan bersinambungan sampai
suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai, Wibawa (2004:4).
Dalam penelitian ini guru bekerjasama dengan
mitra kalaborasi yaitu guru kelas IV dan teman sejawat. Hal ini dimaksudkan agar
konsentrasi guru dalam mengajar tidak terbelah oleh hal-hal lain. Dengan cara
ini diharapkan akan didapatkan data yang seobjetif mungkin demi kefalidan data
yang diperlukan.
D.
Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus
kegiatan yaitu siklus I dan siklus II, masing-masing siklus terdiri atas empat
tahap dan dilakuan dalan satu pertemuan. Hal ini dilakukan karena terbatasnya
waktu yang tersedia. Tahapan kegiatan setiap siklus adalah: (1) menyusun
rencana kegiatan,(2) melakukan tindakan, (3) melakukan observasi, dan (4)
membuat analisis yang di lanjutkan dengan refleksi. Pada penelitian ini yang
melaksanakan kegiatan mengajar adalah peneliti, sedangkan yang bertindak
sebagai observer adalah guru kelas V dibantu oleh teman sejawat.
1. Siklus
– 1
a.
Penyusunan Rencana Kegiatan
Pada tahap ini guru menyusun
rencana pembelajaran berdasar pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu Kebebasan
berorganisasi, dengan urutan:
1)
Menyiapkan peralatan pembelajaaran
2)
Menyusun silabus
3)
Menyusun rencana pembelajaran
4)
Menyusun instrumen yang terdiri atas:
a)
lembar pengamatan aktivitas dan koopertif siswa.
b)
Lembar pengamatan untuk guru
c)
Soal evaluasi
5)
Menentukan jadwal tindakan kelas
b.
Pemberian Tindakan
1)
Sebagai penjajagan guru memberikan pertanyan kepada siswa
tentang perkalian
2)
Guru memberikan apersepsi tentang pentingnya memiliki
kekebasan berorganisasi.
3)
Guru mengajak siswa untuk menyebutkan
organisasi-organisasi yang ada baik di sekolah, organisasi soial masyarakat,
organisasi profesi, organisasi kepemudaan
4)
Menyusun daftar susunan organisasi terdekat yaitu
organisasi kelas, menyusun nama-nama seksi pelengkap dalam struktur organisasi
kelas.
5)
Siswa dibentuk dalam kelompok. Tiap kelompok menerima
LKS berupa diagram susunan organisasi yang masih kosong untuk diisi oleh siswa
sesuai dengan fungsi dan nama organisasi yang sudah ditulis di atas susunan itu.
6)
Siswa melaporkan hasil kerja kelompok dengan menuliskan
pada papan tulis. Sedang kelompok yang lain mengoreksi hasil kerja kelompok
yang lain.
7)
Sebagai penguat guru memberikan pertanyaan secara lisan
8)
Evaluasi.
c.
Melakukan Observasi
Pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung guru kelas V sebagai observer beserta teman sejawat
melakukan pengamatan dan mencatat kejadian – kejadian selama pembelajaran
berlangsung. Hasil catatan observasi bermanfaat untuk pengambila keputusan
dalam kegiataan selanjutnya yaitu refleksi.
d.
Refleksi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti sebagai guru,
hasil pengamatan guru kelas V, dan pengamatan teman sejawat dikumpulkan dan
dibahas bersama untuk mendapatkan kesamaan pandangan terhadap tindakan awal
pada siklus pertama. Hasil diskusi tersebut akan dijadikan bahan untuk
menentukan langkah tindakan selanjutnya pada siklus ke I.
2.
Siklus II
a. Penyusunan
rencana kegiatan
Rencana kegiatan disusun berdasar hasil analisis dan refleksi
selama siklus I. Topik yang dibahas pada siklus II ini adalah perkalian
bersusun
b. Pemberian
Tindakan
Tindakan II ini dilakukan berdasar masalah yang masih ada
pada siklus I. Tindakan lebih ditekankan pada aktifitas, kerja sama, dan
kemampuan memahami kebebasan berorganisasi.
c.
Pelaksanaan Observasi
Pada
saat guru mengajar guru kelas V bersama teman sejawat melakukan pengamatan
sebagaimana yang dilakukan pada siklus I.
d.
Analisis dan Refleksi
Pada akhir tindakan II dilakukan analisis dan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Dan
hasil dari analisis dan refleksi ini disusun kesimpulan dan saran dari seluruh
kegiatan pada siklus II.
E.
Rancangan pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data dilakukan
berdasarkan bentuk data yang ingin diperoleh. Untuk mengetahui kemampuan
menghitung perkalian dilakukan dengan tes hasil belajar dalam bentuk skor.
Sedangkan data tentang sikap dan perilaku serta tanggapan siswa selama pembelajaran
perkalian dilakukan melalui pengamatan pada subjek penelitian.
Data mengenai pelaksanaan pembelajaran dalam
kelas diperoleh melalui catatan lapangan dan wawancara. Oleh karena itu
peneliti mempunyai tugas rangkap yaitu sambil mengajar guru juga mengumpulkan
data. Maka untuk memperoleh data yang akurat,
dalam mendapatkan data guru bekerja sama dengan guru kelas V dan teman
sejawat untuk melakukan pengamatan. Selanjutnya dari hasil pengamatan
didiskusikan bersama. Hasil dari diskusi akan digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan refleksi dalam melakukan tindakan selanjutnya.
F.
Pengembangan Instrumen Penelitian
Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel yaitu media
gambar sebagai variabel bebas, dan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPA sebagai variabel terikat.
TABEL. 1
KISI-KISI MODEL
PEMBELAJARAN PBL
VARIABEL |
SUB VARIABEL
|
INDIKATOR
|
ITEM |
Model PBL
|
1.
Kemampuan siswa dalam menerima pelajaran
2.
Fasilitas yang dimiliki sekolah
|
Membaca, menanyakan, memahami,
menangggapi
·
Peralatan belajar
·
Sarana prasarana
|
1 – 5
6 – 8
9 – 10
|
TABEL. 2
KISI-KISI PRESTASI BELAJAR SISWA
VARIABEL |
SUB VARIABEL
|
INDIKATOR
|
ITEM
|
1.
Prestasi
2.
Faktor yang mempengaruhi
3.
Tipe prestasi belajar
4.
Peneilaian prestasi belajar
|
2.
Faktor dari dalam
3.
Faktor dari luar
4.
Kognitif
5.
Afektif
6.
Psikomotorik
7.
Tes
formatif
8.
Tes
subsumatif
9.
Tes
sumatif
|
1 - 2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
G.
Rancangan Analisis Data
Memperhatikan jenis data yang dikumpulkan, ada
dua teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan terhadap hasil tes
sedangkan analisis kualitatif digunakan dalam data kualitatif yang diperoleh
data hasil pengamatan terhadap guru, siswa, atau hal-ahal lain yang tampak
selama penelitian ini.
Demikian juga aktivitas dan kerja sama dengan
kelompok dalam pembelajaran juga didasarkan
pada indikator yang muncul. Kemudian dari hasil catatan lapangan yang
dilengkapi dengan hasil observasi, wawancara dan dari hasil angket siswa
dilakukan analisis bersama guru kelas V dan teman sejawat, kemudian ditafsirkan
berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Sedangkan kemampuan menghitung
perkalian dianalisis berdasarkan rata-rata perolehan hasil evaluasi dengan
rumus:
M = Σ
fX Σ FX =
jumlah nilai siswa
N N = jumlah siswa
M = rata-rata (mean)
Pembelajaran hitung perkalian dianggap tuntas bila perolehan hasil evaluasi
siswa rata-rata hasil hitungan > 70, dan siswa dianggap tuntas dalam
penguasaan hitung perkalian bila memperoleh nilai baik yaitu 70.
Keterangan
:
90 -
100 = sangat baik 30
- 49 = kurang
70 - 89 = baik 0 -
29 = kurang sekali
50 -
69 = cukup
H.
Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan adalah ukuran tingkat
pencapaian prestasi belajar yang mengacu pada kompetensi dasar dan standar
kompetensi yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan konsep atau keterampilan
yang dapat diamati dan diukur.
Pembelajaran hitung perkalian dianggap tuntas bila perolehan hasil evaluasi
siswa rata-rata hasil hitungan > 70, dan siswa dianggap tuntas dalam
penguasaan hitung perkalian bila memperoleh nilai baik yaitu 70.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Profil
subjek dan objek penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Gunung Batu 2
Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang.
Alasan pemilihan lokasi ini adalah peneliti mengajar di SD tersebut dan lokasi
SD ini berada di tengah kota Kecamatan Munjul. Penelitian ini dilaksanakan
mulai Oktober sampai bulan Nopember tahun 2013 semester I, pada kelas V SDN Gunung
Batu 2 Munjul dengan jumlah siswa 23
anak yang terdiri atas 12 siswa putra dan 11 siswa putri.
Materi yang disampaikan adalah Standar Kompetensi: 1.
Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi
hitung bilangan dalam pemecahan masalah, Kompetensi Dasar : 1.4 Melakukan
operasi perkalian dan pembagian, Indikator:
(1) Menghafal perkalian dan
pembagian sampai dengan 100, (2). Mengalikan bilangan dua angka
dengan bilangan dua angka (3) Mengalikan bilangan
tiga angka dengan bilangan dua angka
B.
Hasil
penelitian dan pembahasan
1.
SIKLUS
I
a. Prestasi
Belajar Siswa sebelum Pembelajaran
Prestasi belajar siswa
sebelum pe,belajaran sebagaima diuraikan pada latar belakang masalah yaitu berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas V SDN Gunung
Batu 2 tahun pelajaran 2013/2014 semester I tentang perkalian bersusun
menunjukkan bahwa 20% siswa menguasai secara tuntas, 35% siswa agak
menguasai,dan 45% kurang menguasai
b. Pelaksanaan
Pembelajaran pada Siklus I
Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan pada 4 Oktober 2013, dengan
bahasan menghafal perkalian dan pembagian sampai bilangan 100, dengan waktu 2
jam pelajaran (70) menit. Pada bagian ini penulis sebagai penyaji dibantu oleh
guru kelas V dan teman sejawat sebagai observer.
c. Sikap/Respon
Siswa Selama pembelajaran
Respon siswa selama
pembelajaran kurang antusias hal ini dimungkinkan karena siswa merasa bosan dan
sudah terlalu biasa dengan model pembelajaran seperti ini.
d. Aktivitas
siswa Selama Pembelajaran
Siswa dibagi kedalam
beberapa kelompok untuk mendiskusikan materi yang sudah disiapkan oleh guru
dalam bentuk LKS
e. Proses
pembelajaran yang dilaksanakann Guru
·
Kegiatan awal dimulai dengan apersepsi
dengan mengajukan beberapa pertanyaan penjajagan untuk mengaitkan pengetahuan
awal siswa dengan materi yang akan dibahas pada kegiatan pembelajaran
·
Kegiatani
ini diawali dengan pejelasan materi oleh guru terutama tentang organisasi dan
tekhnik pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok yang
beranggotakan 4 orang, selanjutnya guru memberikan suatu permasalahan yang
harus dibahas oleh siswa dalam kelompok dengan memperhatikan sumber dan
literature-literatur yang sudah dipersiapkan oleh guru.
Ketika diskusi dianggap selesai setiap kelompok mempresntasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
·
Kegiatan
terakhir dari tindakan ini adalah evaluasi. Guru membagikan lembar kerja siswa.
f. Prestasi
Belajar Siswa setelah Pembelajaran
Secara keseluruha hasil observasi guru kalas
IV dan teman sejawat pada siklus I adalah (1) Dalam hal aktifitas, siswa aktif 10
orang, siswa kurang aktif 4, dan siswa tidak aktif 9 orang (2) Dalan kerja sama
(kooperatif), siswa aktif 13, siswa kurang aktif 6 orang, dan siswa tidak aktif
4 orang, (3) Sedangkan dari hasil evaluasi didapat rata-rata 68, dengan 13
siswa tuntas pembelajaran hitung perkalian dan 10 siswa belum tuntas. Artinya
baru 56% saja siswa yang berhasil mencapai KKM sedangkan 44% lainnya belum
sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II
2.
SIKLUS
II
a. Prestasi
Belajar Siswa sebelum Pembelajaran
Berdasarkan dari hasil evaluasi yang
dilaksanakan pada siklus I didapat rata-rata kemampuan siswa adalah 68, dengan 56%
siswa tuntas pembelajaran hitung perkalian dan 44% siswa belum tuntas
b. Pelaksanaan
Pembelajaran pada Siklus II
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2006. Dalam pembelajaran tindakan
ini materi pokok yang dibahas adalah perkalian besusun dengan indikator
melakukan perkalian dengan cara bersusun, waktu yang diperlukan 2 jam pelajaran
(80 menit). Sama dengan tindakan pada siklus pertama, peneliti yang bertindak
sebagai guru dibantu oleh guru kelas V dan teman sejawat sebagai observer.
Adapun urutan penyajiannya sebagai berikut:
c. Sikap/Respon
Siswa Selama pembelajaran
Semangat belajar dan aktifitas siswa makin
tinggi, hingga saat memperagakan permainan perkalian jari semua berebut ke
depan.
d. Aktivitas
siswa Selama Pembelajaran
Aktivitas siswa dalam
siklus II dibagi kedalam 4 kelompok, untuk berdiskusi, sementara sambil
berdiskusi setiap siswa diberi LKS untuk bahan laporan individu tentang hasil
dan perannya dalam diskusi.
e. Proses
pembelajaran yang Dilaksanakann Guru
·
Kegiatan awal sebagai apersepsi guru memberikan pertanyaan
perkalian seperti pertanyaan pada pembahasan tindakan I. Pertanyaan ini
terutama ditujukan pada siswa-siswa yang bermasalah yaitu siswa yang kurang
dapat mengikuti kegiatan dan siswa yang kurang aktif.
·
Kegiatani
ini diawali dengan pejelasan materi oleh guru terutama tentang organisasi dan
tekhnik pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok yang
beranggotakan 4 orang, selanjutnya guru memberikan LKS yang harus dibahas oleh
siswa dalam kelompok dengan memperhatikan sumber dan literature-literatur yang
sudah dipersiapkan oleh guru.
Ketika diskusi dianggap selesai setiap kelompok mempresntasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
·
Kegiatan
terakhir dari tindakan ini adalah evaluasi. Guru membagikan lembar kerja siswa.
f. Prestasi
Belajar Siswa setelah Pembelajaran
Secara keseluruhan dari hasil observasi guru
kelas IV dan teman sejawat pada siklus II ini serta hasil angket dan wawancara
adalah (1) aktifitas siswa; siswa aktif 18
orang, siswa kurang aktif 5 orang, dan siswa pasif 0. (2) kooperatif siswa;
siswa aktif 16 orang, siswa sedang 5 orang, dan siswa pasif 2 orang. (3) Hasil
evaluasi menunjukkan rata-rata kemampuan siswa 76, dengan 19 siswa tuntas dalam
pembelajaran hitung perkalian dan 4 siswa belum tuntas. Artinya sekitar 82%
siswa sudah mencapai KKM
3.
PEMBAHASAN
a. Prestasi
Belajar Siswa sebelum siklus I dan II
Prestasi sebelum siklus
I tentang kebebasan berorganisasi
menunjukkan bahwa 20% siswa menguasai secara tuntas, 35% siswa agak
menguasai,dan 45% kurang menguasai, sedangkan sebelum siklus II.
b. Sikap/Respon
Siswa Selama pembelajaran
Respon siswa pada
siklus I kurang antusias ini mungkin karena siswa sudah bosan dan terbiasa
dengan metode pembelajaran menghafal, tetapi pada siklus II respon siswa sangat
antusias karena pada pembelajaran sebelumnya anak diperkenalkan pada
pembelajaran dengan menggunakan media jari tangan
c. Aktivitas
siswa Selama Pembelajaran
Aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung dari siklus I hanya sebagiannya saja hal itu karena
siswa kurang berperan dan hanya mengandalkan temannya terutama ketua dan
sekretaris. Tapi pada pembelajaran siklus II
aktivitas siswa sangat tinggi, hal ini karena pada siklus II siswa
diberi beban untuk dapat melaporkan hasil diskusi secara individu.
d. Proses
pembelajaran yang Dilaksanakann Guru
Pembelajaran kebebasan berorganisasi dilaksanakan dengan
urutan: (1) apersepsi yang dapat berupa pertanyaan untuk membawa siswa menuju
materi atau pertanyaan penjajagan materi, (2) penjelasan materi, (4) kerja
kelompok, dan (5) laporan kelompok (6) evaluasi.
e. Prestasi
Belajar Siswa setelah Pembelajaran
Berdasarkan
analisa hasil observasi hasil tindakan siklus I (1) Dalam hal aktifitas, siswa aktif 10 orang, siswa kurang aktif 4,
dan siswa tidak aktif 9 orang (2) Dalan kerja sama (kooperatif), siswa aktif 13,
siswa kurang aktif 6 orang, dan siswa tidak aktif 4 orang, (3) Sedangkan dari
hasil evaluasi didapat rata-rata 68, dengan 13 siswa tuntas pembelajaran dan 10 siswa belum tuntas. Artinya baru 56%
saja siswa yang berhasil mencapai KKM sedangkan 44% lainnya belum sehingga
penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II
Pada tindakan siklus II (1) aktifitas siswa; siswa aktif 18 orang, siswa kurang aktif 5
orang, dan siswa pasif 0. (2) kooperatif siswa; siswa aktif 16 orang, siswa
sedang 5 orang, dan siswa pasif 2 orang.
(3) Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata kemampuan siswa 76, dengan 19 siswa
tuntas dalam pembelajaran dan 4 siswa
belum tuntas. Artinya sekitar 82% siswa sudah mencapai KKM
BAB
V
SIMPULAN
DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasar
hasil analisis data dan pembahasan tentang pembelajaran hitung perkalian dengan
dengan media media jari tangan pada pelajaran matematika siswa kelas V SDN Gunung
Batu 2 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan
analisa hasil observasi hasil tindakan siklus I (1) Dalam hal aktifitas, siswa aktif 10 orang, siswa kurang aktif 4,
dan siswa tidak aktif 9 orang (2) Dalan kerja sama (kooperatif), siswa aktif
13, siswa kurang aktif 6 orang, dan siswa tidak aktif 4 orang, (3) Sedangkan
dari hasil evaluasi didapat rata-rata 68, dengan 13 siswa tuntas
pembelajaran dan 10 siswa belum tuntas.
Artinya baru 56% saja siswa yang berhasil mencapai KKM sedangkan 44%. Pada
tindakan siklus II (1) aktifitas
siswa; siswa aktif 18 orang, siswa
kurang aktif 5 orang, dan siswa pasif 0. (2) kooperatif siswa; siswa aktif 16
orang, siswa sedang 5 orang, dan siswa pasif 2 orang. (3) Hasil evaluasi
menunjukkan rata-rata kemampuan siswa 76, dengan 19 siswa tuntas dalam
pembelajaran hitung perkalian dan 4 siswa belum tuntas. Artinya sekitar 82%
siswa sudah mencapai KKM
2.
Pembelajaran model
PBL meningkatkan aktivitas pembelajaran, mempertinggi interaksi antar siswa dan
keja sama kelompok, serta meningkatkan pemahaman siswa pada kebabasan
berorganisasi memacu keberanian siswa sehingga dengan sendirinya rasa minder
dan takut bagi siswa tertentu akan hilang, memotivasi siswa untuk lebih aktif
dalam pembelajaraan, sehingga pembelajaran semakin hidup, dan memberikan
kebebasan pada siswa untuk berkreasi dalam menyelesaikan tugas kelompok.
B.
Saran-Saran
Sesuai
dengan hasi penelitian maka sebagai tindak lanjut dan kesempurnaan maka
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1.
Dalam
melaksanakan pembelajaran hendaknya guru mempersiapkan segala sesuatunya seperti: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
lembar kerja, alat evaluasi, dan peralatan yang diperlukan.
2.
Untuk
meningkatkan kemampuan hitung perkalian, aktivitas, dan kreativitas dalam
pembelajaran, hendaknya guru menggunakan model pembelajaran yang menarik dan
menggunakan media yang sesuai, misalnya media media jari tangan terdekat
seperti kartu bilangan dan jari tangan.
3.
Untuk
penelitian selanjutnya hendaknya diadakan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan
sehingga diperoleh hasil yan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar