PTK



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.
Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan yang memasung hak-hak asasi manusia, hak-hak warganegara untuk dapat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Kehidupan yang demokratis didalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non pemeritahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi serta demi peningkatan martabat kemanusian, kesejahteraan, kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderug tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah.
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.
Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (Focus on Learners), memberika pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata (provide relevant and contextualized subject matter) dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa
Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan peciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. Dalam hal ini penulis memilih model “pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dalam meningkatkan kemampuan memecahkan Kebabasan Berorganisai dalam mata pelajaran PKn.
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan persfektif yang berbeda diantara mereka.
Menurut E. Mulyana Pembelajaran aktif dengan menciptakan suatu kondisi dimana siswa dapat berperan aktif, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. [1]  Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam hal ini pembelajaran dengan Problem Based Learning sebagai salah satu bagian dari pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru disekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.
Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dirancang untuk mengkaji penerapan pembelajaran model “Problem Based Learning” dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Kebebasan berorganisasi dalam mata pelajaran PKn

Atas dasar latar belakang masalah sebagaimana telah diutarakan di atas, maka saya memandang penting dan perlu melakukan penelitian dengan judul “penggunaan pendekatan model PBL (problem Based Learning) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada konsep Kebebasan Berorganisasi”

 

B.     Identifikasi Masalah
Atas dasar latar belakang maslah sebagaimana diuraikan di atas, maka masalah dalam peneleitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.      Sebagian besar nilai siswa belum belum mencapai KKM, hal tersebut dikarenakan siswa tidak dibiasakan untuk memahami konsep pembelajaran.
2.      Pembelajaran tidak interaktif, karena siswa tidak didorong untuk menggunakan media
3.      Guru masih mengutamakan metode ceramah bahkan cumla didiktekan .
C.    Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
1.      Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah penggunaan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada konsep kebebasa berorganisasi?
2.      Pertanyaan Penelitian
Mengingat rumusan masalah utama sebagaimana telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah utama dapat dirinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
a.         Bagaimana prestasi belajar siswa sebelum proses pembelajaran dengan menggunakan media jari tangan?
b.        Bagaimana respon siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media jari tangan?
c.         Bagaimana aktivitas belajar siswa selama siswa siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media jari tangan?
d.        Bagaimana aktivitas belajar guru selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media jari tangan?
e.         Bagaimana prestasi belajar siswa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media jari tangan?

D.    Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah, rumusan masalah, dan pertanyaan penelitian yang telah diuraikan di atas diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penelitian ini penulis batasi sebagai berikut:
1.      Prestasi hasil belajar dan proses pembelajaran yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.      Pokok bahasan yang akan diteliti pada pembelajaran ini adalah pokok bahasan mengenai perkalian.
3.      Obyek dalam penelitian ini hanya akan meneliti pada siswa kelas V di SDN Gunung Batu 2 Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang – Banten.
E.     Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran problem based learning pada konsep kebebasan berorganisasi.
2.      Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada konsep kebebasan berorganisasi.
F.     Manfaat Penelitian
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.      Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn di Sekolah Dasar Negeri Gunung Batu 2.
2.      Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pedidikan kewarganegaraan.
3.      Memberikan alterntif kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
4.      Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan Kewarganegaraan selama pelajaran berlangsung dengan adanya “The Involvement of Participaton melalui Problem Based Learning.”
G.    Paradigma atau kerangka Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variable yang akan diteliti, dan selanjutnya dihubungkan antara variabel yang satu dengan variable yang lain.
Variable yang akan diteliti itu adalah sebagai berikut :
1.      Variabel bebas yaitu variable yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variable bebas adalah model pembelajaran problem based learning
2.      Variabel Terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variable bebas, dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat yaitu prestasi belajar siswa
H.    Asumsi
Berdasarkan kerangka atau paradigma penelitian sebagaimana diuraikan di atas, maka beberapa asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Menurut Edgar Dael (1977) dalam krucut retensi hasil belajar menyatakan “dalam belajar semakin banyak melibatkan panca indera akan semakin baik dalam meningkatkan daya ingat siswa akan pengetahuan baru yang diperolehnya dalam memori jangka panjang anak.
2.      Cara berfikir siswa kelas IV masih bersifat konkrit, sehingga penggunaan jari tangan sangat tepat dilaksanakan.
I.       Hipotesis
Berdasarkan kerangka atau paradigma penelitian dan asumsi sebagaimana dikemukakan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai: “penggunaan model pembelajaran PBL (problem based learning) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada tema kebebasan berorganisasi”
J.      Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam variabel penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut kemudian didefinisikan sebagai berikut:
PKn sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan “How to Develop Better Civics Behaviours” membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial. PKn merupakan salah satu dari lima tradisi pendidikan IPS yakni citizenship transmission, saat ini sudah berkembang menjadi tiga aspek PKn (Citizenship Education), yakni aspek akademis, aspek kurikuler dan aspek sosial budaya.
Secara akademis PKn dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian yang memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi psikologi dan sosial budaya kewarganegaraan individu dengan menggunakan ilmu politik dan pendidikan sebagai landasan kajiannya.
Implementasiya sangat dibutuhkan guru yang profesional, guru yang profesional dituntut menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan, antara lain :
1.      Kemampuan menguasai bahan ajar
2.      Kemampuan dalam mengelola kelas
3.      Kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber belajar
4.      Kemampuan untuk melakukan penilaian baik proses maupun hasil
Selanjutnya UNESCO dalam Soedijarto (2004:10-18) mencanangkan empat pilar belajar dalam pembelajaran (termasuk model Problem Based Learning) :
1.      Learning to Know ( penguasaan ways of knowing or mode of inquire)
2.      Learning to do ( controlling, monitoring, maintening, designing, organizing)
3.      Learning to live together
5.      Learning to be
6.      Prestasi adalah
Prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang tinggi yang dicapai menurut anak dalam mengejar sesuatu pada waktu tertentu. Sumartono (1992:18) dengan demikian hasil belajar IPA dapat diartikan sebagai sesuatu yang menunjukkan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa setelah mempelajari IPA. Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Wasty Sumanto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu  :
·         Faktor stimulus.
·         Faktor metode mengajar.
·         Faktor individu.
Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai ketiga faktor tersebut:
a)      Faktor Stimulus
Yang dimaksud dengan faktor stimulus adalah segala hal di luar individu yang merangsang untuk mengadakan reaksi atau perubahan, penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang diterima.
b)      Faktor Metode Mengajar
Metode mengajar guru sangat mempengaruhi terhadap belajar siswa, dengan kata lain metode yang dipakai guru sangat menentukan dalam mencapai prestasi belajar siswa. “metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”. (Winarno Surachmand, 1980 : 80)
Jadi jelaslah bahwa metode menentukan pencapaian tujuan pengajaran.
2.      Faktor Individual
Selain kedua faktor di atas, faktor individual sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan belajar siswa, bahwa pertumbuhan dan usia seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin dewasa individu semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.












BAB  II
LANDASAN TEORI
A.    Problem Based Learning
Pembelajaran model Problem Based Learning berlangung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah serta mencari pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa megerti apa makna belajar, apa manfaatya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang bergua bagi dirinya dan bergumul dengan ide-ide.
Dalam pembelajaran model Problem Based Learning tugas guru mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, dan memfasilitasi belajar. Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
Dari pembahasan diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif, diaman siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, menemukan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui proses bertanya, kerja kelompok, belajar dari model yang sebenarnya, bisa merefleksikan apa yang diperolehnya antara harapan dengan kenyataan sehingga peningkatan hasil belajar yang didapat bkan hanya sekedar hasil menghapal materi belaka, tetapi lebih pada kegiatan nyata (pemecahan kasus-kasus) yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran (diskusi kelompok dan diskusi kelas).
Yang dimaksud dengan masalah Solichan A (dalam Fasilitator,2004:25) adalah perbedaan antara kondisi yang ada (objektif) dengan kondisi yang diharapkan.
Polya (1973) memberi empat langak pokok cara pemecahan masalah, yaitu:
1.      memahami masalah
2.      menyusun rencana penyelesaian,
3.      melaksanakan rencana penyelesaian itu,
4.      memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan.

B.     Prestasi Belajar
1.      Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar yaitu setiap kegiatan atau belajar menghasilkan suatu perbuatan yang khas, hasil belajar nampak dalam suatau prestasi belajar oleh siswa (Haditomo, 1972:36)
Purwadarminta (1982:108) Prestasi adalah hasil yang dicapai. Sedangkan belajar adalah berusaha untuk mendapatkan suatu kepandaian.
Tirtonegoro (1984:43) Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk hurup, angka, dan symbol yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh siswa dalam priode tertentu. Sedangkan Mohamad Ali (1991:81) menegaskan prestasi belajar adalah setiap kemampuan atau tingkah laku dari proses berpikir dan kemampuan mengingat kembali yang ditandai dengan kebiasaan, sikap, dan pengetahuan.
Fasilitas belajar memberi pengaruh yang berarti terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang fasilitas belajarnya lebih lengkap, prestasi belajarnya lebih baik. Penemuan ini mendukung beberapa pendapat yang menyatakan bahwa sarana dan fasilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. (Suryabrata, 1983 : 73).
Selain fasilitas belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa antara lain : faktor anak atau individu dalam belajar, faktor lingkungan anak dan factor bahan atau materi yang dipelajari. (Bimo Walgito, 1995:120).
            Hal ini didukung oleh kenyataan dimana aktivitas belajar berpengaruh positive dan berarti terhadap prestasi belajar. Dipihak lain, fasilitas belajar mempunyai korelasi yang positif dengan masa terahir belajar, meskipun korelasinya rendah. Kelengkapan buku paket dan buku penunjang yang dimiliki siswa menyebabkan perbedaan prestasi belajar siswa. Literatur atau buku paket dan penunjang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa jika siswa aktif mempelajari buku paket tersebut, buku penunjang, dengan dilengkapi bacaan lain yang ada di lingkungannya. Contohnya : majalah, surat kabar, dan lainnya akan menambah wawasan yang sangat berarti dalam pemahaman membaca sehingga prestasi belajar akan meningkat
            Aspek-aspek yang mempengaruhi hasil belajar menurut Siti Rahayu Haditono (1972:3) yaitu:
faktor endogen ; yang berasal dari dalam diri siswa.
faktor eksogen ; yang berasal dari luar diri siswa
Gagne (1971:10-17) dalam prestasi belajar menekankan pada guru tentang aspek yang penting dalam mengajar yaitu: “kemampuan memberikan kehangatan, penerimaan sibelajar yang berfungsi sebagai penguat kegiatan belajar, kemampuan untuk menciptakan suasaa tertib,  kemampuan untuk mengaktifkan sibelajar dan kemampuan untuk memecahkan persoalan pengajaran secara khusus”.
Gagne (1974:4) menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru mempunyai tiga fungsi utama, yaitu : merencanakan kegiatan pembelajaran, mengelola kegiatan pembelajaran, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Kajian ini hanya mengupas kegiatan pengelolaan pengajaran, yang diwujudkan dalam tingkah laku guru dalam berkomunikasi, dengan maksud menciptakan kondisi belajar yang optimal. Hal ini hanya terjadi bila antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa terjadi interakasi yang komunikatif .
Winarno Surachmad (1982:26) mengatakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh interaksi yang menggambarkan dua aktivitas dua arah antara pengajar dan sibelajar. Hubungan aktif ini diikat oleh tujuan yang ingin dcapai yaitu prestasi belajar yang tinggi.
Sedangkan Hughes (1971:21-24) mengatakan bahwa hasil prestasi belajar siswa sangat ditentukan oleh interaksi belajar mengajar, interaksi belajar tersebut meliputi :
Interaksi untuk mengembangkan kemampuan siswa agar dapat mandiri, berprakarsa, percaya diri, memberi kesempatan siswa untuk berusaha agar lebih berhasil. Caranya : guru memberi dukungan dengan kata-kata, memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan gagasannya, memberi jawaban secara langsung atas pertanyaan siswa, memberi penilaian secara objektif, dan mengaitkan hal-hal yang dipelajarai dengan pengalaman diri siswa.
Interaksi untuk membantu siswa berinteraksi secara positif dengan lingkungannya baik dengan benda-benda di sekelilingnya maupun terhadap orang lain. Dengan cara : guru memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan siswa.
Interaksi untuk membantu siswa mengembangkan sikap positif dan mengakui adanya perbedaan individu dengan cara : guru memberikan kesempatan siswa untuk memilih tugas yang sesuai dengan diri siswa, menunjukan sikap percaya, dan membantu siswa untuk menguasai bidang yang sesuai baginya.
Interaksi untuk membantu siswa mengembangkan keterampilanm berkomunikasi. Dengan cara guru membantu siswa mengungkapkan pendapat dan pengalamannya, guru memberi kesempatan siswa untuk menggunakan  media, menggunkan bahasa yang baku menyediakan buku bacaan, memberitahukan tujuan membaca dan membandingkan hal yang dibaca dengan pengalaman, serta menarik kesimpulan.
Keberhasilan seorang siswa dalam proses belajar mengajar, salah satunya ditunjukkan oleh prestasi belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan, bahwa “prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh seorang siswa dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya selaku pelajar”.
Prestasi belajar diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.  dinyatakan dalam nilai-nilai prestasi belajar berdasarkan tes prestasi belajar.
Pendapat lain menyatakan, bahwa prestasi belajar adalah merupakan segala perilaku yang dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari terjadinya proses belajar yang ditempuh, baik yang bersifat kognitif, maupun afektif atau psikomotor yang menggambarkan perilaku siswa secara umum. Sedangkan Muhibin Syah mengatakan, bahwa prestasi belajar yang ideal adalah meliputi segenap aspek psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa.
Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah merupakan kecakapan nyata yang dimiliki siswa setelah ia mengalami proses belajar dengan melalui penilaian tertentu, baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dibuktikan dengan penilaian berupa angka atau huruf pada skala penilaian.
2.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi merupakan kebutuhan yang relevan dengan pembangunan dewasa ini. Bagaimana siswa mempunyai motivasi untuk mewujudkan prestasi belajar dengan baik, tentunya dipengaruhi pula oleh beberapa penyebab, yaitu sebagai berikut:
a.       Sumber individu itu sendiri (individual characteristic)
b.      Tingkat dan jenis pelajaran (studies characteristic)
c.       Lingkungan belajar (studi situation characteristic).
Faktor internal yang mempengaruhi semangat prestasi belajar di antaranya adalah faktor psikologis dan faktor jasmaniah. Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar di antaranya adalah intelegensi anak, perhatian anak terhadap proses belajar mengajar, minat anak untuk cinta dan sayang terhadap pelajaran/semangat, bakat siswa, dan kesiapan anak ketika akan terjadinya proses belajar mengajar.
Faktor psikologis yaitu sikap individu dalam memberikan reaksi atau respon dengan cara yang lebih tetap terhadap hal-hal yang mendukung terwujudnya prestasi, di antaranya sikap terhadap disiplin orang tua. Sikap positif terhadap disiplin orang tua merupakan awal yang baik bagi tercapainya keberhasilan dalam belajar.
Sikap merupakan faktor intern anak sebagai respon atas stimulus yang ada, karena sikap merupakan suatu kesiapan untuk beraksi terhadap suatu pekerjaan dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk melakukan dan dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
Faktor jasmaniah di antaranya faktor kesehatan dan cacat tubuh; proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing jika terjadi kelainan pada alat indera atau anggota badan lainnya. Cacat tubuh adalah suatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai kerja anggota badan. Cacat tubuh juga mempengaruhi proses belajar, karena anak yang cacat tubuhnya belajarnya juga akan terganggu.
Seseorang yang menyenangi pelajarannya akan selalu bersemangat, giat, dan berinisiatif. Semangat belajar yang menimbulkan prestasi belajar yang baik dapat ditentukan berbagai pihak dalam memberikan perangsang, termasuk di antaranya imbalan, pujian, prestise dan sebagainya
Lingkungan sekitar mampu mempengaruhi jiwa dan perilaku anak untuk perubahan menjadi baik atau sebaliknya. Bentuk-bentuk yang dapat dipengaruhi kejiwaan dan perilaku anak seperti perbuatan-perbuatan yang melanggar norma (minuman keras, permainan yang mengandung hadiah yang tidak sehat dan sebagainya), kondisi lingkungan tersebut melemahkan konsentrasi belajar, malas melakukan kegiatan dan hilangnya gairah belajar. Lingkungan yang mendukung untuk belajar maka akan menghasilkan prestasi belajar yang baik, misalnya anak tinggal di lingkungan pelajar yang sangat tinggi respon terhadap pendidikan.    














BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Seting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gunung Batu 2 Kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang pada siswa kelas V, dengan jumlah siswa 23 orang, yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran matematika berlangsung dengan pokok bahasan ” Melakukan operasi perkalian dan pembagian
B.     Subjek dan Objek Penelitian
Mengingat terbatasnya kemampuan dan fasilitas yang dimiliki, maka pada penelitian ini terbatas pada hal-hal berikut ini :
1.        Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gunung Batu 2 Kecamatan Munjul pada siswa kelas V, dengan jumlah siswa 23 orang, yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran IPA berlangsung dengan pokok bahasan “ Rangka dan Panca Indra Manusia”.
2.        Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa dengan penggunaan media gambar pada siswa kelas V SD Negeri Gunung Batu 2 tahun pembelajaran 2013/2014


C.    Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action reseach) karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah di kelas dan dilakukan sesuai dengan langkah – langkah pada penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kajian digunakan sebagai dasar untuk mengatasi masalah. Dalam proses perencanaan yang telah disusun dilakukan observasi dan evaluasi dan hasilnya difahami sebagaai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahapan perencanaan. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan bersinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai, Wibawa (2004:4).
Dalam penelitian ini guru bekerjasama dengan mitra kalaborasi yaitu guru kelas IV dan teman sejawat. Hal ini dimaksudkan agar konsentrasi guru dalam mengajar tidak terbelah oleh hal-hal lain. Dengan cara ini diharapkan akan didapatkan data yang seobjetif mungkin demi kefalidan data yang diperlukan.
D.    Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus kegiatan yaitu siklus I dan siklus II, masing-masing siklus terdiri atas empat tahap dan dilakuan dalan satu pertemuan. Hal ini dilakukan karena terbatasnya waktu yang tersedia. Tahapan kegiatan setiap siklus adalah: (1) menyusun rencana kegiatan,(2) melakukan tindakan, (3) melakukan observasi, dan (4) membuat analisis yang di lanjutkan dengan refleksi. Pada penelitian ini yang melaksanakan kegiatan mengajar adalah peneliti, sedangkan yang bertindak sebagai observer adalah guru kelas V dibantu oleh teman sejawat.
1.      Siklus – 1
a.       Penyusunan Rencana Kegiatan
             Pada tahap ini guru menyusun rencana pembelajaran berdasar pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu Kebebasan berorganisasi, dengan urutan:
1)        Menyiapkan peralatan pembelajaaran
2)        Menyusun silabus
3)        Menyusun rencana pembelajaran
4)        Menyusun instrumen yang terdiri atas:
a)      lembar pengamatan aktivitas dan koopertif siswa.
b)      Lembar pengamatan untuk guru
c)      Soal evaluasi
5)        Menentukan jadwal tindakan kelas
b.      Pemberian Tindakan      
1)        Sebagai penjajagan guru memberikan pertanyan kepada siswa tentang perkalian
2)        Guru memberikan apersepsi tentang pentingnya memiliki kekebasan berorganisasi.
3)        Guru mengajak siswa untuk menyebutkan organisasi-organisasi yang ada baik di sekolah, organisasi soial masyarakat, organisasi profesi, organisasi kepemudaan          
4)        Menyusun daftar susunan organisasi terdekat yaitu organisasi kelas, menyusun nama-nama seksi pelengkap dalam struktur organisasi kelas.
5)        Siswa dibentuk dalam kelompok. Tiap kelompok menerima LKS berupa diagram susunan organisasi yang masih kosong untuk diisi oleh siswa sesuai dengan fungsi dan nama organisasi yang sudah ditulis di atas susunan itu.
6)        Siswa melaporkan hasil kerja kelompok dengan menuliskan pada papan tulis. Sedang kelompok yang lain mengoreksi hasil kerja kelompok yang lain.
7)        Sebagai penguat guru memberikan pertanyaan secara lisan
8)        Evaluasi.
c.       Melakukan Observasi
 Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung guru kelas V sebagai observer beserta teman sejawat melakukan pengamatan dan mencatat kejadian – kejadian selama pembelajaran berlangsung. Hasil catatan observasi bermanfaat untuk pengambila keputusan dalam kegiataan selanjutnya yaitu refleksi.
d.        Refleksi   
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti sebagai guru, hasil pengamatan guru kelas V, dan pengamatan teman sejawat dikumpulkan dan dibahas bersama untuk mendapatkan kesamaan pandangan terhadap tindakan awal pada siklus pertama. Hasil diskusi tersebut akan dijadikan bahan untuk menentukan langkah tindakan selanjutnya pada siklus ke I.
2.      Siklus II
a.      Penyusunan rencana kegiatan
Rencana kegiatan disusun berdasar hasil analisis dan refleksi selama siklus I. Topik yang dibahas pada siklus II ini adalah perkalian bersusun
b.      Pemberian Tindakan
Tindakan II ini dilakukan berdasar masalah yang masih ada pada siklus I. Tindakan lebih ditekankan pada aktifitas, kerja sama, dan kemampuan memahami kebebasan berorganisasi.
c.       Pelaksanaan Observasi    
            Pada saat guru mengajar guru kelas V bersama teman sejawat melakukan pengamatan sebagaimana yang dilakukan pada siklus I.
d.      Analisis dan Refleksi
Pada akhir tindakan II dilakukan analisis dan refleksi  terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Dan hasil dari analisis dan refleksi ini disusun kesimpulan dan saran dari seluruh kegiatan pada siklus II.
E.     Rancangan pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang ingin diperoleh. Untuk mengetahui kemampuan menghitung perkalian dilakukan dengan tes hasil belajar dalam bentuk skor. Sedangkan data tentang sikap dan perilaku serta tanggapan siswa selama pembelajaran perkalian dilakukan melalui pengamatan pada subjek penelitian.
Data mengenai pelaksanaan pembelajaran dalam kelas diperoleh melalui catatan lapangan dan wawancara. Oleh karena itu peneliti mempunyai tugas rangkap yaitu sambil mengajar guru juga mengumpulkan data. Maka untuk memperoleh data yang akurat,  dalam mendapatkan data guru bekerja sama dengan guru kelas V dan teman sejawat untuk melakukan pengamatan. Selanjutnya dari hasil pengamatan didiskusikan bersama. Hasil dari diskusi akan digunakan sebagai pedoman untuk menentukan refleksi dalam melakukan tindakan selanjutnya.
F.     Pengembangan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel yaitu media gambar sebagai variabel bebas, dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA sebagai variabel terikat.
TABEL. 1
KISI-KISI MODEL PEMBELAJARAN PBL

VARIABEL

SUB VARIABEL
INDIKATOR

ITEM

Model PBL
1.      Kemampuan siswa dalam menerima pelajaran
2.      Fasilitas yang dimiliki sekolah
Membaca, menanyakan, memahami, menangggapi

·         Peralatan belajar
·         Sarana prasarana
1 – 5


  6 – 8
 9 – 10

TABEL. 2

KISI-KISI PRESTASI BELAJAR SISWA

VARIABEL

SUB VARIABEL
INDIKATOR
ITEM
Prestasi  Belajar
1.      Prestasi
2.      Faktor yang mempengaruhi
3.      Tipe prestasi belajar
4.      Peneilaian prestasi belajar

1.      Daya serap
2.      Faktor dari dalam

3.      Faktor dari luar

4.      Kognitif
5.      Afektif
6.      Psikomotorik
7.      Tes formatif
8.      Tes subsumatif
9.      Tes sumatif
1 - 2
3


4

5
6
7
8
9
10

G.    Rancangan Analisis Data
Memperhatikan jenis data yang dikumpulkan, ada dua teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan terhadap hasil tes sedangkan analisis kualitatif digunakan dalam data kualitatif yang diperoleh data hasil pengamatan terhadap guru, siswa, atau hal-ahal lain yang tampak selama penelitian ini.
Demikian juga aktivitas dan kerja sama dengan kelompok dalam pembelajaran juga didasarkan  pada indikator yang muncul. Kemudian dari hasil catatan lapangan yang dilengkapi dengan hasil observasi, wawancara dan dari hasil angket siswa dilakukan analisis bersama guru kelas V dan teman sejawat, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Sedangkan kemampuan menghitung perkalian dianalisis berdasarkan rata-rata perolehan hasil evaluasi dengan rumus:
                     M =    Σ    fX                Σ   FX  = jumlah nilai siswa
                           N                           N       = jumlah siswa  
                                                        M      = rata-rata (mean)
Pembelajaran hitung perkalian  dianggap tuntas bila perolehan hasil evaluasi siswa rata-rata hasil hitungan > 70, dan siswa dianggap tuntas dalam penguasaan hitung perkalian bila memperoleh nilai baik yaitu 70.
Keterangan :
90   -   100  = sangat baik                                    30   -   49  = kurang
70   -   89    = baik                                         0    -   29  = kurang sekali
50   -   69    = cukup                 

H.    Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan adalah ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar yang mengacu pada kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan konsep atau keterampilan yang dapat diamati dan diukur.
Pembelajaran hitung perkalian  dianggap tuntas bila perolehan hasil evaluasi siswa rata-rata hasil hitungan > 70, dan siswa dianggap tuntas dalam penguasaan hitung perkalian bila memperoleh nilai baik yaitu 70.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Profil subjek dan objek penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Gunung Batu 2 Kecamatan Munjul  Kabupaten Pandeglang. Alasan pemilihan lokasi ini adalah peneliti mengajar di SD tersebut dan lokasi SD ini berada di tengah kota Kecamatan Munjul. Penelitian ini dilaksanakan mulai Oktober sampai bulan Nopember tahun 2013 semester I, pada kelas V SDN Gunung Batu 2  Munjul dengan jumlah siswa 23 anak yang terdiri atas 12 siswa putra dan 11 siswa putri.
Materi yang disampaikan adalah Standar Kompetensi: 1.   Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah, Kompetensi Dasar :   1.4 Melakukan operasi perkalian dan pembagian, Indikator:  (1)   Menghafal perkalian dan pembagian  sampai dengan  100, (2).   Mengalikan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka (3) Mengalikan bilangan tiga angka dengan bilangan dua angka
B.     Hasil penelitian dan pembahasan
1.      SIKLUS I
a.       Prestasi Belajar Siswa sebelum Pembelajaran
Prestasi belajar siswa sebelum pe,belajaran sebagaima diuraikan pada latar belakang masalah yaitu berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas V SDN Gunung Batu 2 tahun pelajaran 2013/2014 semester I tentang perkalian bersusun menunjukkan bahwa 20% siswa menguasai secara tuntas, 35% siswa agak menguasai,dan 45% kurang menguasai
b.      Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I
Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan pada 4 Oktober 2013, dengan bahasan menghafal perkalian dan pembagian sampai bilangan 100, dengan waktu 2 jam pelajaran (70) menit. Pada bagian ini penulis sebagai penyaji dibantu oleh guru kelas V dan teman sejawat sebagai observer.
c.       Sikap/Respon Siswa Selama pembelajaran
Respon siswa selama pembelajaran kurang antusias hal ini dimungkinkan karena siswa merasa bosan dan sudah terlalu biasa dengan model pembelajaran seperti ini.
d.      Aktivitas siswa Selama Pembelajaran
Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan materi yang sudah disiapkan oleh guru dalam bentuk LKS
e.       Proses pembelajaran yang dilaksanakann Guru
·         Kegiatan awal dimulai dengan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan penjajagan untuk mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dibahas pada kegiatan pembelajaran
·         Kegiatani ini diawali dengan pejelasan materi oleh guru terutama tentang organisasi dan tekhnik pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya siswa  dibagi kedalam kelompok-kelompok yang beranggotakan 4 orang, selanjutnya guru memberikan suatu permasalahan yang harus dibahas oleh siswa dalam kelompok dengan memperhatikan sumber dan literature-literatur yang sudah dipersiapkan oleh guru.
Ketika diskusi dianggap selesai setiap kelompok mempresntasikan hasil diskusinya di depan kelas.
·         Kegiatan terakhir dari tindakan ini adalah evaluasi. Guru membagikan lembar kerja siswa.
f.       Prestasi Belajar Siswa setelah Pembelajaran
Secara keseluruha hasil observasi guru kalas IV dan teman sejawat pada siklus I adalah (1) Dalam hal aktifitas, siswa aktif 10 orang, siswa kurang aktif 4, dan siswa tidak aktif 9 orang (2) Dalan kerja sama (kooperatif), siswa aktif 13, siswa kurang aktif 6 orang, dan siswa tidak aktif 4 orang, (3) Sedangkan dari hasil evaluasi didapat rata-rata 68, dengan 13 siswa tuntas pembelajaran hitung perkalian dan 10 siswa belum tuntas. Artinya baru 56% saja siswa yang berhasil mencapai KKM sedangkan 44% lainnya belum sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II
2.      SIKLUS II
a.       Prestasi Belajar Siswa sebelum Pembelajaran
Berdasarkan dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada siklus I didapat rata-rata kemampuan siswa adalah 68, dengan 56% siswa tuntas pembelajaran hitung perkalian dan 44% siswa belum tuntas
b.      Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal  9 Oktober 2006. Dalam pembelajaran tindakan ini materi pokok yang dibahas adalah perkalian besusun dengan indikator melakukan perkalian dengan cara bersusun, waktu yang diperlukan 2 jam pelajaran (80 menit). Sama dengan tindakan pada siklus pertama, peneliti yang bertindak sebagai guru dibantu oleh guru kelas V dan teman sejawat sebagai observer. Adapun urutan penyajiannya sebagai berikut:
c.       Sikap/Respon Siswa Selama pembelajaran
Semangat belajar dan aktifitas siswa makin tinggi, hingga saat memperagakan permainan perkalian jari semua berebut ke depan.
d.      Aktivitas siswa Selama Pembelajaran
Aktivitas siswa dalam siklus II dibagi kedalam 4 kelompok, untuk berdiskusi, sementara sambil berdiskusi setiap siswa diberi LKS untuk bahan laporan individu tentang hasil dan perannya dalam diskusi.
e.       Proses pembelajaran yang Dilaksanakann Guru
·         Kegiatan awal sebagai apersepsi guru memberikan pertanyaan perkalian seperti pertanyaan pada pembahasan tindakan I. Pertanyaan ini terutama ditujukan pada siswa-siswa yang bermasalah yaitu siswa yang kurang dapat mengikuti kegiatan dan siswa yang kurang aktif.
·         Kegiatani ini diawali dengan pejelasan materi oleh guru terutama tentang organisasi dan tekhnik pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya siswa  dibagi kedalam kelompok-kelompok yang beranggotakan 4 orang, selanjutnya guru memberikan LKS yang harus dibahas oleh siswa dalam kelompok dengan memperhatikan sumber dan literature-literatur yang sudah dipersiapkan oleh guru.
Ketika diskusi dianggap selesai setiap kelompok mempresntasikan hasil diskusinya di depan kelas.
·         Kegiatan terakhir dari tindakan ini adalah evaluasi. Guru membagikan lembar kerja siswa.
f.       Prestasi Belajar Siswa setelah Pembelajaran
Secara keseluruhan dari hasil observasi guru kelas IV dan teman sejawat pada siklus II ini serta hasil angket dan wawancara adalah (1) aktifitas siswa;  siswa aktif 18 orang, siswa kurang aktif 5 orang, dan siswa pasif 0. (2) kooperatif siswa; siswa aktif 16 orang, siswa sedang 5 orang, dan siswa pasif 2 orang. (3) Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata kemampuan siswa 76, dengan 19 siswa tuntas dalam pembelajaran hitung perkalian dan 4 siswa belum tuntas. Artinya sekitar 82% siswa sudah mencapai KKM

3.      PEMBAHASAN
a.       Prestasi Belajar Siswa sebelum siklus I dan II
Prestasi sebelum siklus I tentang kebebasan berorganisasi menunjukkan bahwa 20% siswa menguasai secara tuntas, 35% siswa agak menguasai,dan 45% kurang menguasai, sedangkan sebelum siklus II.  
b.      Sikap/Respon Siswa Selama pembelajaran
Respon siswa pada siklus I kurang antusias ini mungkin karena siswa sudah bosan dan terbiasa dengan metode pembelajaran menghafal, tetapi pada siklus II respon siswa sangat antusias karena pada pembelajaran sebelumnya anak diperkenalkan pada pembelajaran dengan menggunakan media jari tangan
c.       Aktivitas siswa Selama Pembelajaran
Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dari siklus I hanya sebagiannya saja hal itu karena siswa kurang berperan dan hanya mengandalkan temannya terutama ketua dan sekretaris. Tapi pada pembelajaran siklus II  aktivitas siswa sangat tinggi, hal ini karena pada siklus II siswa diberi beban untuk dapat melaporkan hasil diskusi secara individu.
d.      Proses pembelajaran yang Dilaksanakann Guru
Pembelajaran kebebasan berorganisasi dilaksanakan dengan urutan: (1) apersepsi yang dapat berupa pertanyaan untuk membawa siswa menuju materi atau pertanyaan penjajagan materi, (2) penjelasan materi, (4) kerja kelompok, dan (5) laporan kelompok (6) evaluasi.
e.       Prestasi Belajar Siswa setelah Pembelajaran
Berdasarkan analisa hasil observasi hasil tindakan siklus I (1) Dalam hal aktifitas, siswa aktif 10 orang, siswa kurang aktif 4, dan siswa tidak aktif 9 orang (2) Dalan kerja sama (kooperatif), siswa aktif 13, siswa kurang aktif 6 orang, dan siswa tidak aktif 4 orang, (3) Sedangkan dari hasil evaluasi didapat rata-rata 68, dengan 13 siswa tuntas pembelajaran  dan 10 siswa belum tuntas. Artinya baru 56% saja siswa yang berhasil mencapai KKM sedangkan 44% lainnya belum sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II
Pada tindakan siklus II  (1) aktifitas siswa;  siswa aktif 18 orang, siswa kurang aktif 5 orang, dan siswa pasif 0. (2) kooperatif siswa; siswa aktif 16 orang, siswa sedang 5 orang, dan siswa pasif  2 orang. (3) Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata kemampuan siswa 76, dengan 19 siswa tuntas dalam pembelajaran  dan 4 siswa belum tuntas. Artinya sekitar 82% siswa sudah mencapai KKM






BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
Berdasar hasil analisis data dan pembahasan tentang pembelajaran hitung perkalian dengan dengan media media jari tangan pada pelajaran matematika siswa kelas V SDN Gunung Batu 2 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.       Berdasarkan analisa hasil observasi hasil tindakan siklus I (1) Dalam hal aktifitas, siswa aktif 10 orang, siswa kurang aktif 4, dan siswa tidak aktif 9 orang (2) Dalan kerja sama (kooperatif), siswa aktif 13, siswa kurang aktif 6 orang, dan siswa tidak aktif 4 orang, (3) Sedangkan dari hasil evaluasi didapat rata-rata 68, dengan 13 siswa tuntas pembelajaran  dan 10 siswa belum tuntas. Artinya baru 56% saja siswa yang berhasil mencapai KKM sedangkan 44%. Pada tindakan siklus II  (1) aktifitas siswa;  siswa aktif 18 orang, siswa kurang aktif 5 orang, dan siswa pasif 0. (2) kooperatif siswa; siswa aktif 16 orang, siswa sedang 5 orang, dan siswa pasif 2 orang. (3) Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata kemampuan siswa 76, dengan 19 siswa tuntas dalam pembelajaran hitung perkalian dan 4 siswa belum tuntas. Artinya sekitar 82% siswa sudah mencapai KKM
2.        Pembelajaran model PBL meningkatkan aktivitas pembelajaran, mempertinggi interaksi antar siswa dan keja sama kelompok, serta meningkatkan pemahaman siswa pada kebabasan berorganisasi memacu keberanian siswa sehingga dengan sendirinya rasa minder dan takut bagi siswa tertentu akan hilang, memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaraan, sehingga pembelajaran semakin hidup, dan memberikan kebebasan pada siswa untuk berkreasi dalam menyelesaikan tugas kelompok. 

B.     Saran-Saran
Sesuai dengan hasi penelitian maka sebagai tindak lanjut dan kesempurnaan maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1.           Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya guru mempersiapkan  segala sesuatunya seperti:  rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja, alat evaluasi, dan peralatan yang diperlukan.
2.           Untuk meningkatkan kemampuan hitung perkalian, aktivitas, dan kreativitas dalam pembelajaran, hendaknya guru menggunakan model pembelajaran yang menarik dan menggunakan media yang sesuai, misalnya media media jari tangan terdekat seperti kartu bilangan dan jari tangan.
3.           Untuk penelitian selanjutnya hendaknya diadakan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan sehingga diperoleh hasil yan baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINDSET SEKOLAH BERMAKNA BAGI ANAK

Apa yang harus siswa siapkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan Memiliki Kompetensi pada dimensi sikap Bertakwa ...