BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka
sejak itu timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan
pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Maka dari itu dalam sejarah
pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam
rangka memajukan kehidupan generasi demi generasi sejalan dengan kebutuhan dan
tuntutan kemajuan masyarakat.
Kebutuhan terhadap pendidikan, baik disadari atau tidak
oleh manusia itu sendiri sangatlah penting keberadaannya, dan manusia sendiri
berhak untuk meningkatkan dan mengembangkan pendidikannya demi untuk sebuah
bekal dalam hidup bermasyarakat dan mendapatkan kemaslahatan dalam hidup
sehari-hari, sebab untuk menentukan hidup masa depannya sangat ditentukan oleh
nilai pendidikan yang dimilikinya serta dengan pendidikan martabat dan
kehormatan bisa terangkat kepada posisi yang lebih baik, sekaligus masa depan
yang diharapkan dapat terwujud, sesuai dengan firman Allah dalam Surat
Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi sebagai berikut:
ﻳﺭﻓﻊﺍﷲ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﻣﻧﻭﺍ ﻣﻧﻜﻡ ﻭﺍﻟﺬﻳﻥ ﺃﻭﺗﻭﺍﺍﻟﻌﻟﻡ ﺩ ﺭﺠﺕ..... ﴿ﺃﻟﻣﺠﺎﺪﻟﺔ :ﺍﺍ﴾ .....
Artinya:
“……Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ……” (QS. Al-Mujadalah: 11).1
Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang
peranan yang menentukan bagi eksistensi dan perkembangan masyarakat tersebut,
karena pendidikan merupakan usaha melestarikan, dan mengalihkan serta
mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspeknya dan jenisnya
pada generasi penerus. Demikian pula halnya dengan peranan pendidikan Islam di
kalangan umat Islam merupakan salah satu bentuk manifestasi dari cita-cita
hidup Islam untuk melestarikan, mengalihkan dan menanamkan (internalisasi) dan
mentransformasikan nilai-nilai Islam tersebut kepada pribadi generasi
penerusnya sehingga nilai-nilai kultur religius yang dicita-citakan dapat tetap
berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Oleh karena itu,
pendidikan agama Islam mutlak diperlukan oleh setiap manusia terutama pelajar
atau siswa.
Pendidikan agama Islam adalah usaha-usaha secara
sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai
dengan ajaran agama Islam.2 Oleh
karena itu, fungsi dari pendidikan agama Islam adalah:
1. Sebagai
pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah Swt
yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
2. Sebagai
penyaluran, yaitu untuk menyalurkan siswa yang memiliki bakat di bidang agama,
agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan
untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat bagi orang lain.
3. Sebagai
perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan
dan kelemahan-kelemahan siswa dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran
Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4. Sebagai
pencegahan, yaitu untuk mengenal hal-hal negatif dalam lingkungan siswa dari
budaya lain yang dapat membahayakan dan menghambat perkembangan dirinya menuju
manusia Indonesia
seutuhnya.
5. Sebagai
penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya dengan ajaran
Islam.
6. Sebagai
sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat.
7. Sebagai
pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional.3
Selain itu, pendidikan agama Islam itu juga harus bisa
membentuk pribadi anak sesuai dengan ajaran agamanya, karena dalam ajaran agama
Islam juga ditegaskan bahwa manusia itu adalah makhluk yang beragama, yakni
makhluk yang secara fitriah sudah memiliki naluri untuk beribadah, karena Allah
Swt tidak menciptakan manusia selain kecuali untuk beribadah kepada-Nya.
Sehingga dengan adanya penanaman nilai-nilai agama Islam
yang dilaksanakan secara terencana, terarah, kontinue, terpadu, dan secara
terus menerus dalam kegiatan belajar mengajar bidang studi pendidikan agama
Islam oleh guru agama di sekolah akan melahirkan kesadaran akan pentingnya
agama dalam diri setiap siswa. Oleh karena itu, maka kesadaran beragama yang
tertanam dalam diri siswa-siswi SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang
tidak bisa terlepas dari adanya pengaruh proses pendidikan agama Islam di
sekolah maupun di rumah, di mana mereka itu perlu bimbingan, latihan-latihan,
dan pengetahuan tentang keagamaan.
Dengan adanya persoalan inilah, maka penulis ingin
mengkaji ada tidaknya pengaruh hasil belajar siswa, khususnya pada bidang studi
pendidikan agama Islam terhadap kesadaran beragama siswa-siswi SMP Negeri 1 Sindangresmi.
Karena pada dasarnya, tingkah laku atau aktivitas, dalam hal ini kesadaran
beragama yang ada pada individu itu terbentuk akibat adanya stimulus atau
rangsangan terhadap individu tersebut. Jadi, diharapkan dengan hasil pendidikan
agama Islam yang baik itu akan dapat mempengaruhi kesadaran beragama siswa.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul skripsi ini penulis akan merumuskan
perhatiannya pada permasalahan sebagai berikut:
a.
Bagaimana hasil belajar siswa pada bidang studi
pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang?
b.
Bagaimana akhlak siswa SMP Negeri 1 Sindangresmi
Kabupaten Pandeglang?
c.
Apakah terdapat pengaruh dari hasil belajar pada bidang
studi pendidikan agama Islam terhadap akhlak siswa SMP Negeri 1 Sindangresmi
Kabupaten Pandeglang?
2.
Batasan Masalah
Agar dalam
pembahasan ini tidak terlalu luas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi
pada :
a.
Hasil belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama
Islam di SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang.
b.
Akhlak siswa SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten
Pandeglang.
c.
Pengaruh dari hasil belajar pada bidang studi
pendidikan agama Islam terhadap akhlak siswa SMP Negeri 1 Sindangresmi
Kabupaten Pandeglang.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diinginkan oleh penulis dari penelitian ini,
adalah sebagai berikut:
a.
Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa pada
bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten
Pandeglang.
b.
Untuk mengetahui bagaimana kesadaran beragama siswa SMP
Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang.
c.
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari hasil
belajar pada bidang studi pendidikan agama Islam terhadap kesadaran beragama
siswa SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang
diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.
Sebagai bahan untuk mengambil kebijakan yang
berhubungan dengan peningkatan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran pendidikan
agama Islam.
b.
Sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah dan keluarga
mengenai akhlak siswa terutama untuk pembinaan selanjutnya
c.
Mempermudah guru dalam menerapkan konsep dan pembinaan
pada siswa terutama yang berkaitan dengan pembinaan akhlak.
D. Kerangka Berpikir
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, karena pendidikan adalah merupakan sumber bagi tercapainya
kemakmuran hidup manusia, dengan orang berpendidikan akan menjadikan manusia
yang bermoral. Karena, pada hakikatnya pendidikan merupakan usaha menuntun
segala kekuatan yang ada agar manusia atau masyarakat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya, mendapatkan kesempurnaan hidup lahir dan
batin, baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat.
Abu Ahmadi mengatakan, bahwa pendidikan adalah merupakan
pengalaman, karena kehidupan adalah pertumbuhan, maka pendidikan berarti
membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi usia. Proses pertumbuhan ini, ialah
proses penyesuaian pada tiap-tiap pase serta menambahkan kecakapan di dalam
perkembangan seseorang.4
Pendidikan agama Islam adalah usaha-usaha secara
sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai
dengan ajaran agama Islam.5 Oleh
karena itu, fungsi dari pendidikan agama Islam adalah:
- Sebagai pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah Swt yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
- Sebagai penyaluran, yaitu untuk menyalurkan siswa yang memiliki bakat di bidang agama, agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat bagi orang lain.
- Sebagai perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan siswa dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
- Sebagai pencegahan, yaitu untuk mengenal hal-hal negatif dalam lingkungan siswa dari budaya lain yang dapat membahayakan dan menghambat perkembangan dirinya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
- Sebagai penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya dengan ajaran Islam.
- Sebagai sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
- Sebagai pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional.6
Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Mansyur, yaitu:
a.
Agar anak dapat memahami ajaran Islam secara sederhana
dan bersifat menyeluruh, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hidup dan
amalan perbuatannya, baik hubungan dirinya Allah Swt, hubungan dirinya dengan
masyarakat, maupun hubungan dirinya dengan alam semesta.
b.
Membuat pribadi yang berakhlak mulia sesuai dengan
ajaran agama Islam.7
Dan untuk mengetahui sampai di mana hasil yang telah
dicapai oleh seorang siswa dalam belajar dalam hal ini hasil siswa SMP Negeri 1
Sindangresmi dalam belajar bidang studi pendidikan agama Islam, maka harus
dilakukan evaluasi.
Evaluasi
merupakan patokan atau tolak ukur bagi guru untuk mengetahui keberhasilan siswa
dalam belajar. Hasil belajar adalah prestasi belajar siswa di sekolah yang
diwujudkan dalam bentuk angka, yang secara ideal adalah meliputi aspek
kognitif, apektif dan psikomotorik.8
Sedangkan menurut Winarno Surakhmad, bahwa bagi kebanyakan orang hasil belajar
sering diidentikan dengan ulangan, ujian atau tes.9
Sedangkan kesadaran beragama merupakan dasar dan arah
dari kesiapan seseorang mengadakan tanggapan, reaksi, pengolahan dan
penyesuaian terhadap rangsangan yang datang dari luar. Dan kesadaran beragama
tidak hanya melandasi tingkah laku yang nampak saja, tetapi juga mewarnai
sikap, pemikiran, i’tikad, niat, keimanan, dan tanggapan terhadap nilai-nilai
abstrak yang ideal, seperti demokrasi, keadilan, pengorbanan, persatuan,
kemerdekaan, perdamaian, kebahagiaan, dan sebagainya.
Kesadaran beragama yang muncul dalam bentuk sikap,
keyakinan, dan pola hidup yang dapat dilihat dalam kehidupan seseorang,
merupakan implementasi dari nilai-nilai agama yang diyakini dan dianutnya yang
didapat dari hasil belajar, baik di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat.
E. Metodologi Penelitian
Dalam menghimpun dan mengumpulkan data-data yang
lebih akurat dalam penelitian ini penulis mengambil langkah-langkah sebagai
berikut:
1.
Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi yang penulis pergunakan sebagai tempat penelitian
adalah SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang.
2.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini,
pendekatan yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan metode deskriptif
analisis, yaitu suatu cara untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan
mengumpulkan, mengklasifikasi, menganalisis, dan menginterpretasikan data.10
Dalam hal ini, penulis
ingin menggambarkan tentang pengaruh hasil belajar bidang studi PAI terhadap akhlak
siswa SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang.
3.
Populasi dan Sampel
a.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian,11 menurut Sutrisno Hadi, populasi adalah
merupakan semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan diperoleh dari sampel
itu hendak digeneralisasikan.12
Sedangkan menurut Sudjana, populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin
hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif atau kualitatif, daripada
karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang
ingin dipelajari sifat-sifatnya.13
Oleh karena itu, bertolak dari pendapat-pendapat
tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan
subyek penelitian yang akan dikenai generalisasi berdasarkan pada sampel dari
hasil penelitian.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa SMP Negeri 1 Sindangresmi Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran 2010/2011
yaitu sebanyak 354 siswa, datanya adalah sebagai berikut:
Tabel. 1
Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Sindangresmi
Tahun Pelajaran 2010/2010
N0
|
Kelas
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
Ket.
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
||||
1
|
I
|
62
|
50
|
112
|
|
2
|
II
|
68
|
60
|
128
|
|
3
|
III
|
54
|
60
|
114
|
|
Jumlah
|
184
|
170
|
354
|
|
Sumber Data: TU SMP Negeri 1 Sindangresmi
b.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti,14 sedangkan menurut A.
Hasan Gaos adalah bagian daripada obyek penelitian baik berupa orang, obyek,
atau kejadian tertentu yang dipilih dari populasi, atau bagian daripada
totalitas penelitian yang relevan dan menggambarkan keadaan totalitasnya.15
Adapun sampel penelitiannya mengacu pada pendapat
Suharsimi Arikunto, yang menyatakan apabila populasi melebihi jumlah 100 orang
maka sampelnya bisa diambil 10-15 % dan 20-25 % atau lebih dari itu sesuai
dengan kemampuan.16 Maka
peneliti mengambil sampel sebanyak 10 % X 354 siswa = 35,4 dibulatkan menjadi 35 siswa.
Teknik sampel yang digunakan adalah teknik random
sampling, yaitu sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap
unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai sampel, maka yang tepat mengambil kertas undian sampel,
merekalah yang ditetapkan menjadi sampel penelitian.
4.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam upaya pengumpulan data penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a.
Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.17
Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yaitu untuk memperoleh data
mengenai kondisi obyektif SMP Negeri 1 Sindangresmi, proses belajar mengajar
khususnya dalam bidang studi pendidikan agama Islam, sarana prasarana, dan
sebagainya. Langkah awal dalam observasi ini yaitu studi pendahuluan, yang
dianggap sebagai cara untuk menginventarisasi masalah yang akan diteliti, dan
kegiatan yang bersifat observatif ini tetap berlangsung selama penelitian.
b.
Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau
lebih secara langsung.18
Wawancara digunakan untuk memperoleh data yang tidak ditemukan melalui
observasi, angket, maupun dokumentasi yang ditujukan kepada kepala SMP Negeri 1
Sindangresmi, dan guru agama yang ada di SMP Negeri 1 Sindangresmi mengenai
masalah yang diteliti yaitu tentang hasil belajar siswa dalam bidang studi
agama Islam dan kesadaran beragama siswa.
c.
Angket
Angket adalah daftar pernyataan atau pertanyaan yang
dikirim kepada responden baik secara langsung atau tidak langsung.19 Selanjutnya, Sutrisno Hadi mengatakan,
bahwa ada beberapa hal yang mendasar yang harus diperhatikan dalam menggunaan
angket, yaitu:
1.
Bahwa subyek adalah orang yang paling tahu tentang
dirinya sendiri;
2.
Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada penyelidik
adalah benar dan dapat dipercaya;
3.
Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh penyelidik.20
Teknik angket ini digunakan untuk memperoleh data
tentang kesadaran beragama siswa SMP Negeri 1 Sindangresmi, dan skala yang
digunakan dalam angket ini adalah Skala Likert. Setiap siswa akan
mengemukakan pernyataannya itu pada skala yang diberikan, alternatif jawaban
mulai dari positif – netral – sampai paling negatif. Setiap alternatif jawaban
itu diberi skor dari 1 sampai 5. Item positif diberi skor 5, 4, 3, 2, 1, sedangkan item negatif diberi
skor 1, 2, 3, 4, 5 dan jumlah skor
keseluruhan, kemudian dicari hubungan (korelasi) antara setiap pertanyaan dan
jumlah skor keseluruhan.21
Berdasarkan pendapat di atas, angket ini berfungsi untuk
mengetahui skala penelitian dengan lima
alternatif jawaban, item yang diberikan sesuai dengan indikator pada variabel
yang akan diteliti. Jenis angket terdiri dari lima alternatif jawaban yang diurutkan dari
kemungkinan tertinggi sampai terendah. Selanjutnya penyusunan pertanyaan angket
disusun berdasarkan kisi-kisi penelitian yang berpedoman pada indikator
variabel.
d.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen.22 Metode
ini penulis gunakan untuk mendapatkan data yang sudah berupa dokumen, dan
berhubungan dengan permasalahan yang penulis teliti.
5.
Menentukan Instrumen Penelitian
a.
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Pada tahap awal yang harus digunakan dalam penelitian
ini, haruslah diperhatikan dalam membuat kisi-kisi instrumen, maka penulis
menggunakan kisi-kisi instrumen guna memperoleh dan mengetahui ada tidaknya
indikator tersebut, dan dari indikator tersebut maka dapatlah disusun angket.
Dalam penyusunan angket ini, hanya untuk variabel kedua saja yaitu tentang
kesadaran beragama siswa SMP Negeri 1 Sindangresmi, karena untuk variabel hasil
belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam penulis langsung
mengambil nilai yang sudah ada pada guru agama SMP Negeri 1 Sindangresmi.
Setelah
butir-butir soal tersusun, langkah selanjutnya adalah menentukan skor atau
besarnya nilai tiap-tiap butir soal. Untuk penelitian kesadaran beragama
kemungkinan jawaban mempunyai tingkat yang berbeda, kebenaran adalah benar dan
jawaban tidak benar adalah salah.
Dan untuk skor
atau besarnya nilai tiap-tiap butir soal variabel kesadaran beragama, penulis
menggunakan skala likert dengan dua alternatif pernyataan favorabel (positif)
dan pernyataan tak-favorabel (negatif). Untuk pernyataan yang bersifat
favorabel, yaitu jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 5, jawaban setuju (S)
diberi nilai 4, jawaban ragu-ragu (R)
diberi nilai 3, jawaban tidak setuju (TS) diberi nilai 2 dan jawaban
sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1. Dan sebaliknya, untuk pernyataan yang
bersifat non favorabel, yaitu jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 1, setuju
(S) diberi nilai 2, ragu-ragu (R) diberi nilai 3, tidak setuju (TS) diberi
nilai 4, sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 5.23
b.
Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat
instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur.24 Dan validitas tersebut ada dua jenis,
yaitu validitas logis dan validitas empiris. Instrumen dikatakan memiliki
validitas logis apabila instrumen tersebut secara analisis akal sudah sesuai
dengan isi dan aspek yang diungkapkan.25
Untuk memperoleh instrumen yang memiliki validitas
logis, peneliti dapat mengukur dengan terencana. Pada waktu instrumen akan
disusun, instrumen dalam penelitian ini disusun dengan mengikuti
langkah-langkah, yaitu memecah variabel menjadi sub variabel, menjabarkan
menjadi indikator, kemudian menjabarkan lagi menjadi deskriptor, lalu
dirumuskan butir-butir pertanyaan, maka penulis berkeyakinan bahwa instrumen
dalam penelitian ini memiliki validitas logis.
Selanjutnya, cara menguji validitas instrumen yaitu
dengan validitas internal, hal ini sebagaimana pernyataan Suharsimi Arikunto,
bahwa instrumen memiliki validitas internal apabila setiap bagian instrumen
memiliki misi instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkapkan variabel yang
dimaksud.26
6.
Pengolahan dan Analisis Data
Untuk data yang bersifat kualitatif yang diperoleh melalui
wawancara akan dianalisis dengan menggunakan pikiran rasional dan teknik
analisis deduksi, induksi dan komparasi. Sedangkan untuk data kuantitatif,
penulis menggunakan pendekatan statistik deskriptif yang ditempuh dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1.
Analisis penyebaran data, yaitu:
1)
Menentukan
Range, dengan rumus:
R = H – L + 1
Keterangan:
R = Total Range
H = Nilai Tertinggi
L = Nilai Terendah
1 = Bilangan Konstan.27
2)
Menentukan Banyak Kelas, dengan rumus:
Bk = 1 + (3,3) log n”28
3)
Menentukan Interval, dengan rumus:
R
P =
Bk
Keterangan:
P = Interval
R = Rentang
Bk = Banyak kelas.29
4)
Menyusun Daftar Distribusi Frekuensi
2.
Analisis rata-rata data, terdiri dari:
1)
Menghitung mean data kelompok, dengan rumus:
Keterangan:
Mx = Mean
åfX = Jumlah dari hasil perkalian antara Midpoint dengan
masing-masing interval, dengan
frekuensinya
2)
Menghitung median
(Mdn), dengan rumus:
Md = Bb + i
( ½ n
. fkb)
F
Keterangan:
Mdn = Median
Bb = Batas bawah
fkb = Frekuensi
kumulatif yang terletak di bawah skor yang
mengandung
Median.
i = Interval
F =
Frekuensi
N = Banyaknya skor.31
3)
Menghitung modus (Mo) dengan rumus:
3.
Analisis korelasi data, yaitu penulis menggunakan rumus
korelasi “r” product moment dengan rumus sebagai berikut:
rxy = NåXY - ( åX ) (åY)
{ NåX2 - ( åX )2 }{ NåY2 - ( åY )2
}
Keterangan:
rxy = Angka Indeks Korelasi “r”
Product Moment
N = Banyaknya skor
åXY =
Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
åX = Jumlah seluruh skor X
4.
Uji hipotesis, dengan menggunakan rumus:
t =
r 2 (N – 1)
5.
Analisis prosentase, dengan menggunakan rumus coefesien
determinasi, yaitu:
F. Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan skripsi ini untuk mempermudah
pembahasan, maka penulis menyusun sistematika penulisan ini ke dalam lima bab pembahasan antara
lain:
Bab I
Bab II,
|
Pendahuluan
yang berisi: latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kerangka berpikir,
metodologi penelitian dan sistematika pepembahasan.
Landasan teori yang berisi pengertian tentang hasil belajar; dan
pengertian tentang kesadaran beragama.
|
Bab III,
|
Metode penelitian, mencakup: waktu dan tempat penelitian, populasi dan
sampel, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
|
Bab IV,
|
Pengolahan dan analisis data penelitian, meliputi: realitas hasil belajar
siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Sindangresmi,
realitas akhlak siswa SMP Negeri 1 Sindangresmi, dan realitas pengaruh hasil
belajar pada bidang studi pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa SMP
Negeri 1 Sindangresmi.
|
Bab V,
|
Penutup yang terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran.
|
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar