A.
Hakikat Perpustakaan
1.
Pengertian
Perpustakaan
Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang
artinya kitab atau library, dari
bahasa latin adalah liber atau libri yang artinya buku. Dari kata latin
tersebut terbentuk kata librarius
yang artinya tentang buku. Dalam bahasa Belanda = bibliotheek, bahasa Jerman = bibliothek,
dan dalam bahasa Perancis = bibliotheque.
Bible berasal dari kata biblia yang berarti kitab (baca kitab
suci Bibel) (Sulistyo Basuki,, 1991 : 2).
2.
Peranan
dan Fungsi Perpustakaan
Berdasarkan pengertiannya, maka perpustakaan
berperan sebagai pengumpul buku, dan pengolah buku. Perpustakaan juga merupakan
pusat penyedia informasi. Masalah informasi ini terdiri dari lima aspek, yaitu;
sebagai pusat pengumpulan, pelestarian, pengolahan, pemanfaatan dan penyebarluasan
informasi.
Informasi ini, berguna baik dalam bidang
pengajaran, penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. Perpustakaan adalah
pelaku yang siap melaksanakan sesuatu yang berfungsi guna bagi orang lain,
perpustakaan bukan obyek yang dikenai perbuatan, melainkan subyek yang selalu
aktif dinamis baik diminta maupun tidak. Perpustakaan bukan sekedar sarana atau
alat, namun lebih dari itu perpustakaan adalah pemrakarsa ilmu pengetahuan.
3.
Organisasi
dan Tata Laksana Perpustakaan
Organisasi dan tata
laksana perpustakaan sekolah, menggambarkan kedudukan sekolah sebagai perangkat
pendidikan sekolah, unit pelaksanaan teknis pendidikan di sekolah, dan mata
rantai dalam sistem nasional layanan perpustakaan.
Sebagai perangkat
pendidikan di sekolah, maka perpustakaan merupakan bagian yang integral dari
sekolah, berfungsi sebagai pusat belajar mengajar, pusat informasi, pusat
penelitian sederhana dan rekreasi sehat, sejajar dengan sarana pendidikan lain
yang ada di sekolah, seperti laboratorium, keterampilan, olahraga, kesehatan,
dan lain-lain.
Sebagai unit
pelaksanaan teknis pendidikan di sekolah, maka perpustakaan sekolah dipimpin
oleh seorang kepala perpustakaan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari, ia dapat dibantu oleh satu atau dua orang tenaga. Berkaitan dengan
hal ini, maka perpustakaan sekolah melaksanakan tugas kegiatan teknis mencakup
pengadaan pengolahan (pembuatan katalog, penyelesaian) penyusunan buku dan kartu
katalog, memberikan layanan-layanan sirkulasi, layanan buku rujukan dan layanan
membaca.
1.
Pengertian
Minat
Secara etimologi kata minat bermakna kegemaran, kesukaan dan
kecenderungan. Sedangkan menurut terminologi adalah kecenderungan terhadap
sesuatu melalui rangsangan tertentu. Untuk memperjelas pengertian minat beajar,
penulis mencoba mengetengahkan beberapa pendapat pakar psikologi pendidikan di
bawah ini.
Menurut Doyles Fryer yang dikutip oleh Wayan Nurkancana dan P.P.N.
Sumartana dalam bukunya Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa “Minat (interest) adalah gejala psikis yang
berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulisir perasaan senang dalam
individu” (Wayan Nurkancana, 1986 :
229).
Kecenderungan hati yang menatap dalam diri subyek untuk merasa
tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Sedangkan menurut Kurl Singer, memberikan pengertian minat adalah
suatu landasan yang meyakinkan demi suatu keberhasilan suatu proses belajar
(Kurl Singer, 1987 : 78).
2.
Pengertian
Minat Membaca
Minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang
mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keiinginan untuk mengetahui
dan mempelajari maupun membuktikannya lebih lanjut. Minat timbul karena adanya
perhatian yang mendalam terhadap suatu obyek, di mana perhatian tersebut
menimbulkan keinginan untuk mengetahui, mempelajari serta membuktikan lebih
lanjut. Hal itu menunjukkan, bahwa dalam minat di samping perhatian, juga
terkandung suatu usaha untuk mendapatkan sesuatu dari obyek minat tersebut.
Sardiman AM menyatakan, bahwa minat seseorang
terhadap suatu obyek akan lebih kelihatan apabila obyek sasaran bekaitan dengan
keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan (Sardiman AM, 1988 : 76).
Pendapat
ini memberikan pengertian, bahwa minat merupakan suatu kondisi yang terjadi
apabila berhubungan dengan keinginan atau kebutuhan sendiri, dengan kata lain
ada kecenderungan apa yang dilihat dan diamati seseorang adalah sesuatu yang
berhubungan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang tersebut.
Kaitannya dengan siswa, apabila membaca adalah
sesuai dengan minatnya, maka ia akan berhubungan dengan semua fasilitas yang
dapat memberikan kemungkinan dan kemudahan bagi dirinya untuk melakukan
kegiatan membaca, seperti perpustakaan, taman bacaan, dan tempat-tempat yang
nyaman untuk membaca.
Pendapat lain mengatakan, bahwa minat adalah sebagai kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Sedangkan Cony Semiawan mengatakan, bahwa
minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada
suatu situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan
kepadanya. Dengan demikian, minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu
kesiapan berbuat bila ada stimuli khusus sesuai dengan keadaan tersebut (Paimun
dkk, 1998 : 48).
Pengertian minat di atas dapat dipahami, bahwa
seseorang menaruh minat terhadap suatu obyek karena adanya rangsangan,
stimulus, atau dorongan. Rangsangan atau dorongan tersebut, dapat berasal dari
kekuatan minat itu sendiri, sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak
dapat dikatakan mempunyai minat terhadap suatu obyek tanpa adanya respon atau
dorongan terhadap obyek tersebut.
Bilamana obyek yang dimaksud adalah membaca,
maka tinggi rendahnya minat baca siswa dapat diketahui dari aktivitas dalam
menggunakan fasilitas-fasilitas sebagaimana tersebut di muka atau
keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan menuntut ia melakukan
aktivitas membaca, baik yang berkaitan dengan aktivitas belajar atau
penggarapan tugas-tugas belajarnya. Minat menunjukkan arah perhatian seseorang
pada suatu obyek yang menarik perhatian bagi dirinya, yang selanjutnya akan
terdorong untuk lebih aktif berusaha mendapatkan sesuatu dari obyek minatnya.
Sejalan dengan pendapat di atas, S. Nasution
menyatakan bahwa minat merupakan pernyataan psikis yang menunjukkan adanya
pemusatan pikiran, perasaan, dan kemauan terhadap suatu obyek, karena obyek
tersebut menarik perhatian (S. Nasution, 1987 : 66).
Pendapat
ini bila dikaitkan dengan minat baca, maka adanya tanda-tanda kesungguhan dalam
menggunakan fasilitas perpustakaan dan
membaca bahan bacaan yang relevan dengan mata pelajaran, sebagai refleksi
psikis yang merupakan pemusatan pikiran, perasaan, dan kemauan untuk membaca,
karena dengan membaca memberikan nilai lebih baginya.
Kesungguhan dalam menggunakan fasilitas
perpustakaan ini, dapat dilihat dari kecenderungan untuk berkunjung ke
perpustakaan disaat siswa memiliki waktu luang, yakni waktu istirahat, waktu
guru berhalangan hadir sehingga pelajaran kosong, atau waktu ada tugas ke
perpustakaan. Demikian juga, kesungguhannya dalam mempelajari dan menelaah
buku-buku yang berkaitan dengan mata pelajaran.
Di samping ruang baca perpustakaan yang ada
untuk memperdalam dan memperkaya pengetahuan yang telah diperolehnya, juga
mengerjakan tuga-tugas sehingga mengadakan penelaahan dan pemecahan berbagai
pokok persoalan yang berkaitan dengan mata pelajaran. Sehingga minat dalam
kegiatan membaca adalah sebagai kegiatan yang dipilih dan dilakukan dalam
aktivitas sehari-hari, dengan kata lain bahwa siswa yang mempunyai minat baca
tinggi akan menempatkan membaca dalam kelompok kegiatan yang disukainya sebagai
aktivitas sehari-hari.
Proses terjadinya minat, ditandai dengan
menghayati nilai-nilai obyek sehingga dapat menimbulkan perasaan senang (dapat
berupa rasa puas, gembira, simpati, tenang, kerasan, dsb). Seseorang akan
cenderung menerima apabila obyek tersebut memberikan perasaan senang, karena
adanya penerimaan obyek tersebut, dapat menimbulkan sikap positif, yang
selanjutnya membangkitkan minat seseorang terhadap obyek sasaran. Ini nampak
jelas, bahwa minat berpangkal pada nilai rasa yang bersifat psikis, sedangkan
perhatian berpangkal pada persepsi yang lebih dipengaruhi oleh kemampuan indera
seseorang dalam melihat suatu obyek.
Meskipun adanya minat pada seseorang harus
ditandai dengan adanya kesadaran orang tersebut pada obyek tertentu, tetapi
tidak tertutup kemungkinan timbulnya minat itu dipengaruhi oleh rangsangan atau
dorongan-dorongan yang berasal dari luar dirinya. Hal ini karena minat tidaklah
sekedar faktor bawaan seseorang sejak lahir, melainkan minat juga bisa
diperoleh melalui pengamatan dan pemahaman terhadap suatu obyek. Minat juga
bisa ditandai dengan perasaan senang atau tidak senang pada pekerjaan
berdasarkan pengalaman masa lalu, dan dapat ditandai dengan adanya reaksi
seseorang untuk menerima atau menolak pekerjaan atau tugas tertentu.
Kaitannya dengan minat baca, dapat disimpulkan
bahwa minat baca merupakan kesadaran perserta didik membaca buku-buku sebagai
media belajar, kerelaan menerima tugas-tugas yang menuntut ia harus membaca,
yang ditandai rasa senang, sungguh-sungguh aktif dan ajeg dalam melakukan
aktivitas membaca disertai harapan akan memperoleh pengetahuan dan hasil
belajar yang tinggi.
- Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Minat Baca
Minat seseorang timbul karena adanya rasa
senang dan sikap positif terhadap obyek yang menarik perhatian bagi dirinya,
sehingga semakin senang seseorang tersebut terhadap obyek yang menarik baginya
akan semakin tinggi minatnya. Kaitannya dengan minat baca siswa terhadap
buku-buku yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
a.
Minat baca dipengaruhi oleh masing-masing
kebutuhan anak.
b.
Minat baca dari setiap anak dipengaruhi oleh
kebutuhan dasarnya, yaitu rasa aman, status dan kedudukan tertentu kepuasan
efektif dan kebebasan yang sesuai kenyataan serta tingkat perkembangan.
c.
Minat baca didorong oleh status sosial ekonomi
keluarga.
d.
Minat baca timbul terdorong oleh kebiasaan
kesenangan anggota keluarga terhadap jumlah dan ragam bacaan.
e.
Sarana perpustakaan sekolah yang lengkap dapat
mempengaruhi minat baca anak.
f.
Kegiatan pengajaran membaca yang intensif
sangat mendorong dalam pembinaan, pengembangan dan peningkatan minat baca anak.
g.
Kegiatan diskusi kerja kelompok, baik yang
bimbingan guru maupun tidak, akan mendorong minat baca anak.
h.
Minat baca dipengaruhi juga oleh kemampuan guru
dalam mengelola kegiatan belajar mengajar membaca.
i.
Perbedaan jenis kelamin secara psikologis
mempengaruhi minat baca anak. (Sidik Wacana, 1996 : 36).
Pendapat lain mengatakan, bahwa faktor-faktor
yang mendasari adanya minat baca adalah sebagai berikut:
a.
Faktor dorongan dari dalam, yaitu yang
berhubungan erat dengan dorongan fisik yang merangsang individu untuk
mempertahankan dirinya yang berkaitan dengan kebutuhan fisik.
b.
Faktor motif sosial, yaitu merupakan faktor
yang dapat membangkitkan minat untuk melakukan aktivitas tertentu demi memenuhi
kebutuhan sosialnya.
c.
Faktor emosional, yaitu faktor emosi perasaan
yang erat hubungannya dengan obyek tersebut dan kemudian berhasil sehingga
dapat menimbulkan perasaan senang dan puas (Sidik Wacana, 1996 : 36).
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa minat baca secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu:
a.
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri anak, meliputi kecerdasan, pengetahuan bahasa yang dimiliki,
kebutuhan dasar anak, jenis kelamin dan faktor psikologis anak.
b.
Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal
dari luar diri anak, meliputi faktor sosial ekonomi keluarga dan faktor
lingkungan sekolah anak.
- Indikator
Minat Baca
Minat baca sebagai salah
satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa, melalui minat baca dapat
diketahui melalui sikap siswa terhadap bacaan, sarana membaca serta
penyelesaian tugas-tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas
membaca.
Ada
beberapa indikator untuk mengetahui adanya minat baca siswa, yaitu sebagai
berikut:
a.
Senang membaca
buku-buku pelajaran.
b.
Membaca merupakan
kebutuhan bukan paksaan.
c.
Menggunakan
perpustakaan sekolah untuk membaca atau meminjam buku-buku pelajaran.
d.
Memanfaatkan waktu
luang untuk membaca.
e.
Melaksanakan tugas
mendiskusikan atau mempelajari suatu bacaan.
f.
Adanya keinginan
untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan baru.
g.
Adanya keinginan
untuk membuktikan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajari (Ujang,
1990 : 21).