Minggu, 06 Desember 2015

PENGARUH NARKOBA TERHADAP REMAJA



BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Narkoba
   Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Narkoba adalah obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan; demikian pula fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan dan lainnya) (BNN, 2007:27).
Narkoba tergolong racun bagi tubuh, jika digunnakan tidak sebagaimana mestinya. Racun adalah bahan atau zat, bukan makanan atau minuman, yang berbahaya bagi manusia. Sebagian jenis narkoba berguna dalam pengobatan, tetapi karena menimbulkan ketergantungan, penggunaannya harus mengikuti petunjuk doketr (didapat sesuai resep dokter).
Narkotika yang sama sekali tidak bolah digunakan pada pengobatan adalah Narkotika Golongan I (heroin, kokain, ganja) dan Psikotropika Golongan I (LSD, ekstasi), karena bukan golongan obat, dan potensi menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi

B.     Pengertian Remaja
Remaja adalah orang yang mulai dewasa, atau sudah sampai umur untuk kawin (KBBI, 2006:813).
Dalam pembahasan ini, Y. Singgih D. Gumarsa, berpendapat bahwa remaja adalah : “Masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Untuk menentukan batas-batas masa remaja di Indonesia terdapat beberapa kesulitan hal ini terdapat disebabkan kesulitan menentukan umur permulaan dewasa atau permulaan masa dewasa” (Y. Singgih D. Gumarsa, 1985: 16).  
Istilah adolescence (remaja) berasal dari bahasa latin. Adolescence kata bendanya adalah adolescentia yang berarti remaja/yang berarti tumbuh, atau tumbuh menjadi dewasa. Bangsa primitif demikian pula orang-orang zaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berada dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.
Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelumnya dan sesudahnya.  Sebagaimana dikemukakan oleh Hurlock, masa remaja merupakan sebagai periode yang penting karena akibat fisik dan karena akibat pikologis, pada periode remaja kedua-duanya sama-sama penting. Dalam membahas akibat fisik pada masa remaja Tenner mengatakan: Bagi sebagian besar anak muda, usia anatara 12 – 16 tahun merasakan tahun kehidupan yang penuh kejadian sepanjang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan, tidak dapat disangkal selama kehidupan janin dan tahun pertama atau kedua setelah kelahiran perkembangan berlangsung semakin cepat, dan lingkungan yang baik semakin lebih menentukan, tetapi yang bersangkutan sendiri bukanlah remaja memperhatikan  perkembangan  atau  kurangnya perkembangan dengan kagum,  Senang atau takut.
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat pula, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai, dan minat baru.
Periode-perode masa remaja adalah sebagai berikut :
1.      Masa Remaja Sebagai Periode Peralihan
Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ketahap berikutnya, artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada upaya yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Bila anak-anak beralih dari masa anak-anak kemasa dewasa, anak-anak harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan harus mempelajari pola perilaku dan sikap baru yang sudah ditinggalkan,
Namun perlu disadari bahwa apa yang terjadi akan meninggalkan bekasnya dan akan mempengaruhi pada perilaku dan sikap yang baru. Perubahan fisik yang terjadi sebelum tahun awal masa remaja mempunyai tingkat perilaku individu dan mengakibatkan di dalamnya penilaian kembali menyesuaikan nilai-nilai yang bergeser.
2.      Masa Remaja Sebagai Periode Perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik, sebagaimana pendapat Hurlock, yang membagi periode perkembangan menjadi 4 perubahan. Perubahan-peribahan itu diantaranya ialah:
Pertama : Meningginya  emosi  yang  intensitasnya  bergantung  pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi karena perubahan emosi biasanya terjadi lebih cepat selama masa awal remaja maka meningginya emosi lebih menonjol pada masa awal periode akhir masa remaja.
Kedua :     Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan kelompok sosial untuk dipisahkan menimbulkan masalah baru.
Ketiga :     Dengan berubahnya masa minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting, sekarang setelah hampir dewasa tidak penting lagi.
Keempat:   Sebagian besar remaja bersikap ambivales terhadap setiap perubahan. Mereka menginginan dan menuntut kebebasan tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.
3.  Masa Remaja Sebagai Masa Permasalahan
Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan.
Sebagaimana dikatakan oleh Anna Friud : “Banyak kegagalan yang sering disertai akibat yang terjadi, bukan karena ketidak-mampuan individu tetapi karena kenyataan bahwa tuntutan yang diajukan kepadanya justru pada saat yang sama tenaganya telah dihabiskan untuk mencoba mengatasi masalah pokok yang disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan seksual yang normal.
4.   Masa Remaja Sebagai Mencari Identitas
Pada tahun-tahun awal masa remaja menyesuaikan diri dengan kelompok mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal seperti sebelumnya.
Erikson menjelaskan bagaimana pancaran identitas ini mempengaruhi prilaku remaja : bahwa dalam usia mencari perasaan keseimbangan dan kesamaan yang baru, para remaja harus memperjuangkan kembali perjuangan tahun-tahun yang lalu meskipun untuk melakukannya mereka harus merujuk secara aktifisial orang-orang yang baik hati untuk berperan sebagai musuh, dan mereka selalu siap menempatkan idola dan ideal mereka sebagai pembimbing dalam mecapai identitas akhir. Identitas yang sekarang terjadi dalam bentuk identitas ego adalah lebih dari sekedar penjumlahan identitas masa kanak-kanak.
5.      Masa Semaja Sebagai Usia Yang Menimbulkan Ketakutan
Seperti ditunjukkan oleh Majeris “Banyak” anggapan populer tentang remaja yang mempunyai arti, dan sayangnya banyak diantaranya yang bersifat sugestip.
Anggapan sterektip budaya bahawa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak menyebabkan orang-orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertangung jawab dari bersikap tidak simpati terhadap perilaku remaja yang normal.
Antami menjelaskan “Stercotip juga bertanggung jawab sebagai cermin yang ditegakkan masyarakat bagi remaja, yang menggambarkan diri citra remaja sendiri yang lambat laun dianggap sebagai gambaran ini.
6.      Masa Remaja Sebagai Masa Realistis
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah jambu, ia melihat dirinya sendiri dan orang sebagaimana dalam hal cita-cita yang tidak realistis. Tidak hanya dari dirinya lagi tetapi juga bagi teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Semakin tidak realistis cita-cita remaja sewaktu ia menjadi merah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau dia belum berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.
7.      Masa Remaja Sebagai Ambang Kedewasaan
Dengan semakin dekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan  sterectif dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belum cukup.



BAB III
PEMBAHASAN

A.    Mengapa Narkoba
Pada umumnya anak dan remaja menerima informasi tentang narkoba dari luar rumah, sebagian besar dari teman-teman sebayanya. Sangat sedikit yang memperoleh informasi itu dari rumah. Orang tua gagal mengajarkan masalah narkoba kepada anak, karena memeng mengabaikannya, karena takut, jika membahas hal itu malah justru menyalahgunakannya, atau karena orang tua merasa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk itu.
Salah satu alasan mengapa remaja mencoba memakai narkoba adalah karena narkoba membuat mereka merasa nyaman atau nikmat. Remaja tidak percaya, bahwa pada tahap jangka panjang, mereka akan sengsara. Oleh karena itu, penjelasan kepada anak harus dapat diterima oleh akal sehat, bukan dengn cara menakut-nakuti bahayanya, dengan tanpa alasan.
B.     Bagaimana Narkoba Disalahgunakan
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya dalam jumlah berlebih, secara lebih kurang teratur, dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya.

C.    Cara Kerja Narkoba dan Pengaruhnya Pada Otak
Narkoba berpengaruh pada bagian otak yang bertanggung jawab atas kehidupan perasaan, yang disebut sistem limbus : hipotalmus (pusat kenikmatan pada otak) adalah bagian dari sistem limbus. Narkoba menghasilkan perasaan “high” dengan mengubah susunan biokimia molekul pada sel otak yang disebut neuro-transmitter.
D.    Akibat Penyalahgunaan Narkoba
1.      Bagi diri sendiri
a.       terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja
Ø  Daya  ingat; sehingga mudah lupa
Ø  Perhatian; sehingga sulit konsentrasi
Ø  Persepsi; sehingga memberi perasaan semu/khayal
Ø  Motivasi; sehingga keinginan dan kemajuan belajar merosot
b. intoksikasi (keracunan)
2.      Bagi keluarga
Suasana nyaman dan tentram terganggu. Kenluarga resah karena barang-barang berharga di rumah hilang. Anak berbohong, mencuri, menipu, bersikap kasar, acuh tak acuh dengan urusan keluarga, tak bertanggung jawab, hidup semaunya, dan asosial.
3.      Bagi sekolah
Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses belajar, prestasi belajar turun drastis, sering membolos dibandingkan dengan siswa lain.
4.      Bagi masyarakat,. Bangsa, dan Negara
Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkoba. Masyarakat yang rawan narkoba tidak memiliki daya tahan, sehingga kesinambungan pembangunan terancam. Negara menderita kerugian, karena masyarakatnya tidak produktif dan tingkat kejahatan meningkat, selain itu rusaknya generasi bangsa.
E.     Jenis narkoba yang sering disalahgunakan
1.      Opioida
2.      Ganja (marijuana, cimeng, gele, hasis)
3.      Kokain (kokain, crak, daun koka, pasta koka)
4.      Golongan ampetamin (ampetamin, ekstasi, sabu)
5.      Alkohol
6.      Halusinogen
7.      Sedativa dan hipnotika (obat penenang, obat tidur)
8.      Solven dan inhalansia
9.      Nikotin



BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Narkoba adalah zat yang dapat memamukan, narkoba adalah istilah yang dipakai untuk menyebutkan narkotika, zat adiktif, dan bahan berbahaya lainnya. Salah satu alasan mengapa remaja mencoba memakai narkoba adalah karena narkoba membuat mereka merasa nyaman atau nikmat. Remaja tidak percaya, bahwa pada tahap jangka panjang, mereka akan sengsara. Oleh karena itu, penjelasan kepada anak harus dapat diterima oleh akal sehat, bukan dengn cara menakut-nakuti bahayanya, dengan tanpa alasan.

B.     Saran
1.      Kasih sayang dan sikap keterbukaan dari orang tua dan lingkungan sekitar serta penjelasan yang cukup tentang bagaimana seharusnya memperlakukan dan mempergunakan narkoba diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada remaja tentang bagimana akibat yang dapat ditimbulkan oleh narkoba.
2.      Para remaja sebaiknya berhati-hati dalam bergaul agar tidak terjerumus kelembah kehancuran dan kenistaan.
3.      Kepada para remaja agar memperbanyak kegiatan-kegiatan yang yang bermanfaat seperti pengajian, olahraga, dan ikut ekstrakurikuler

DAFTAR PUSTAKA

Badan Narkotika Nasional, Bahaya Narkoba,  1997

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, 1993)

Y. Singgih D. Gumarsa, Psikologi Remaja, (Jakarta, Proyek Peningkatan SLPI,1985),




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINDSET SEKOLAH BERMAKNA BAGI ANAK

Apa yang harus siswa siapkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan Memiliki Kompetensi pada dimensi sikap Bertakwa ...