Minggu, 06 Desember 2015

PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA

A.    Hakikat Perpustakaan

1.      Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang artinya kitab atau library, dari bahasa latin adalah liber atau libri yang artinya buku. Dari kata latin tersebut terbentuk kata librarius yang artinya tentang buku. Dalam bahasa Belanda = bibliotheek, bahasa Jerman = bibliothek, dan dalam bahasa Perancis = bibliotheque. Bible berasal dari kata biblia yang berarti kitab (baca kitab suci Bibel) (Sulistyo Basuki,, 1991 : 2).
Perpustakaan adalah bagian integral dari lembaga pendidikan tempat kumpulan bahan pustaka berupa buku-buku, yang diatur menurut sistem tertentu dan dipergunakan dalam rangka belajar mengajar bagi murid dan guru (Depdikbud, 1990 : 9). Perpustakaan tidak hanya gedung yang di dalamnya dipenuhi rak buku, meja baca, petugas yang ramah tampil sopan dengan senyum dan kata-kata manis.
2.      Peranan dan Fungsi Perpustakaan
Berdasarkan pengertiannya, maka perpustakaan berperan sebagai pengumpul buku, dan pengolah buku. Perpustakaan juga merupakan pusat penyedia informasi. Masalah informasi ini terdiri dari lima aspek, yaitu; sebagai pusat pengumpulan, pelestarian, pengolahan, pemanfaatan dan penyebarluasan informasi.
Informasi ini, berguna baik dalam bidang pengajaran, penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. Perpustakaan adalah pelaku yang siap melaksanakan sesuatu yang berfungsi guna bagi orang lain, perpustakaan bukan obyek yang dikenai perbuatan, melainkan subyek yang selalu aktif dinamis baik diminta maupun tidak. Perpustakaan bukan sekedar sarana atau alat, namun lebih dari itu perpustakaan adalah pemrakarsa ilmu pengetahuan.
3.      Organisasi dan Tata Laksana Perpustakaan
Organisasi dan tata laksana perpustakaan sekolah, menggambarkan kedudukan sekolah sebagai perangkat pendidikan sekolah, unit pelaksanaan teknis pendidikan di sekolah, dan mata rantai dalam sistem nasional layanan perpustakaan.
Sebagai perangkat pendidikan di sekolah, maka perpustakaan merupakan bagian yang integral dari sekolah, berfungsi sebagai pusat belajar mengajar, pusat informasi, pusat penelitian sederhana dan rekreasi sehat, sejajar dengan sarana pendidikan lain yang ada di sekolah, seperti laboratorium, keterampilan, olahraga, kesehatan, dan lain-lain.
Sebagai unit pelaksanaan teknis pendidikan di sekolah, maka perpustakaan sekolah dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, ia dapat dibantu oleh satu atau dua orang tenaga. Berkaitan dengan hal ini, maka perpustakaan sekolah melaksanakan tugas kegiatan teknis mencakup pengadaan pengolahan (pembuatan katalog, penyelesaian) penyusunan buku dan kartu katalog, memberikan layanan-layanan sirkulasi, layanan buku rujukan dan layanan membaca.
B.     Hakikat Minat Baca
1.      Pengertian Minat
Secara etimologi kata minat bermakna kegemaran, kesukaan dan kecenderungan. Sedangkan menurut terminologi adalah kecenderungan terhadap sesuatu melalui rangsangan tertentu. Untuk memperjelas pengertian minat beajar, penulis mencoba mengetengahkan beberapa pendapat pakar psikologi pendidikan di bawah ini.
Menurut Doyles Fryer yang dikutip oleh Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sumartana dalam bukunya Evaluasi Pendidikan mengatakan bahwa “Minat (interest) adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulisir perasaan senang dalam individu” (Wayan Nurkancana,  1986 : 229).
Kecenderungan hati yang menatap dalam diri subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Sementara menurut Psikologi yang dimaksud dengan minat adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa “Minat adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, yang umumnya disertai dengan perasaan senang terhadap sesuatu” (Ahmad D. Marimba, 1989 : 19). Dan selanjutnya menurut Declory yang dikutip oleh Zakiyah Darajat mengemukakan bahwa “Minat adalah pernyataan sesuatu kebutuhan yang tidak terpenuhi” (Zakiyah Darajat, 1990 :127)
Pengertian minat menurut para ahli berbeda-beda, minat menurut arti katanya ialah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Sedangkan para ahli mengartikan minat sebagai berikut: Menurut Slameto, Minat adalah suatu hal/aktivitas tanpa ada yang menyuruh (Slameto,  1995 : 180).
Sedangkan menurut Kurl Singer, memberikan pengertian minat adalah suatu landasan yang meyakinkan demi suatu keberhasilan suatu proses belajar (Kurl Singer, 1987 : 78).
Minat yang ada pada diri sesorang biasanya  agak  bersifat menetap,  hal ini sejalan dengan pendapat W.S Winkel, yang mengakatakan bahwa : “Minat mempunyai kecenderungan agak menetap; di mana subyek merasa senang berkecimpung pada bidang tertentu” (Winkel, 1983 : 28).
Minat erat kaitannya dengan kebutuhan individu yang dibarengi dengan suatu kegiatan yang dilakukan dengan sukarela, senang hati tanpa ada yang menyuruh. Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman, yang menyatakan: “Minat adalah suatu kondisi seseorang yang terjadi apabila seseorang tersebut melihat ciri-ciri/arti  sementara situasi yang dihubungkan  dengan  keinginan/kebutuhan individu tersebut” (Sardiman, 1986 : 73).

2.      Pengertian Minat Membaca
Minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keiinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikannya lebih lanjut. Minat timbul karena adanya perhatian yang mendalam terhadap suatu obyek, di mana perhatian tersebut menimbulkan keinginan untuk mengetahui, mempelajari serta membuktikan lebih lanjut. Hal itu menunjukkan, bahwa dalam minat di samping perhatian, juga terkandung suatu usaha untuk mendapatkan sesuatu dari obyek minat tersebut.
Sardiman AM menyatakan, bahwa minat seseorang terhadap suatu obyek akan lebih kelihatan apabila obyek sasaran bekaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan (Sardiman AM, 1988 : 76).
 Pendapat ini memberikan pengertian, bahwa minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila berhubungan dengan keinginan atau kebutuhan sendiri, dengan kata lain ada kecenderungan apa yang dilihat dan diamati seseorang adalah sesuatu yang berhubungan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang tersebut.
Kaitannya dengan siswa, apabila membaca adalah sesuai dengan minatnya, maka ia akan berhubungan dengan semua fasilitas yang dapat memberikan kemungkinan dan kemudahan bagi dirinya untuk melakukan kegiatan membaca, seperti perpustakaan, taman bacaan, dan tempat-tempat yang nyaman untuk membaca.
Pendapat lain mengatakan, bahwa minat adalah sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Sedangkan Cony Semiawan mengatakan, bahwa minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya. Dengan demikian, minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimuli khusus sesuai dengan keadaan tersebut (Paimun dkk, 1998 : 48).
Pengertian minat di atas dapat dipahami, bahwa seseorang menaruh minat terhadap suatu obyek karena adanya rangsangan, stimulus, atau dorongan. Rangsangan atau dorongan tersebut, dapat berasal dari kekuatan minat itu sendiri, sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak dapat dikatakan mempunyai minat terhadap suatu obyek tanpa adanya respon atau dorongan terhadap obyek tersebut.
Bilamana obyek yang dimaksud adalah membaca, maka tinggi rendahnya minat baca siswa dapat diketahui dari aktivitas dalam menggunakan fasilitas-fasilitas sebagaimana tersebut di muka atau keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan menuntut ia melakukan aktivitas membaca, baik yang berkaitan dengan aktivitas belajar atau penggarapan tugas-tugas belajarnya. Minat menunjukkan arah perhatian seseorang pada suatu obyek yang menarik perhatian bagi dirinya, yang selanjutnya akan terdorong untuk lebih aktif berusaha mendapatkan sesuatu dari obyek minatnya.
Sejalan dengan pendapat di atas, S. Nasution menyatakan bahwa minat merupakan pernyataan psikis yang menunjukkan adanya pemusatan pikiran, perasaan, dan kemauan terhadap suatu obyek, karena obyek tersebut menarik perhatian (S. Nasution, 1987 : 66).
 Pendapat ini bila dikaitkan dengan minat baca, maka adanya tanda-tanda kesungguhan dalam menggunakan fasilitas perpustakaan  dan membaca bahan bacaan yang relevan dengan mata pelajaran, sebagai refleksi psikis yang merupakan pemusatan pikiran, perasaan, dan kemauan untuk membaca, karena dengan membaca memberikan nilai lebih baginya.
Kesungguhan dalam menggunakan fasilitas perpustakaan ini, dapat dilihat dari kecenderungan untuk berkunjung ke perpustakaan disaat siswa memiliki waktu luang, yakni waktu istirahat, waktu guru berhalangan hadir sehingga pelajaran kosong, atau waktu ada tugas ke perpustakaan. Demikian juga, kesungguhannya dalam mempelajari dan menelaah buku-buku yang berkaitan dengan mata pelajaran.
Di samping ruang baca perpustakaan yang ada untuk memperdalam dan memperkaya pengetahuan yang telah diperolehnya, juga mengerjakan tuga-tugas sehingga mengadakan penelaahan dan pemecahan berbagai pokok persoalan yang berkaitan dengan mata pelajaran. Sehingga minat dalam kegiatan membaca adalah sebagai kegiatan yang dipilih dan dilakukan dalam aktivitas sehari-hari, dengan kata lain bahwa siswa yang mempunyai minat baca tinggi akan menempatkan membaca dalam kelompok kegiatan yang disukainya sebagai aktivitas sehari-hari.
Proses terjadinya minat, ditandai dengan menghayati nilai-nilai obyek sehingga dapat menimbulkan perasaan senang (dapat berupa rasa puas, gembira, simpati, tenang, kerasan, dsb). Seseorang akan cenderung menerima apabila obyek tersebut memberikan perasaan senang, karena adanya penerimaan obyek tersebut, dapat menimbulkan sikap positif, yang selanjutnya membangkitkan minat seseorang terhadap obyek sasaran. Ini nampak jelas, bahwa minat berpangkal pada nilai rasa yang bersifat psikis, sedangkan perhatian berpangkal pada persepsi yang lebih dipengaruhi oleh kemampuan indera seseorang dalam melihat suatu obyek.
Meskipun adanya minat pada seseorang harus ditandai dengan adanya kesadaran orang tersebut pada obyek tertentu, tetapi tidak tertutup kemungkinan timbulnya minat itu dipengaruhi oleh rangsangan atau dorongan-dorongan yang berasal dari luar dirinya. Hal ini karena minat tidaklah sekedar faktor bawaan seseorang sejak lahir, melainkan minat juga bisa diperoleh melalui pengamatan dan pemahaman terhadap suatu obyek. Minat juga bisa ditandai dengan perasaan senang atau tidak senang pada pekerjaan berdasarkan pengalaman masa lalu, dan dapat ditandai dengan adanya reaksi seseorang untuk menerima atau menolak pekerjaan atau tugas tertentu.
Kaitannya dengan minat baca, dapat disimpulkan bahwa minat baca merupakan kesadaran perserta didik membaca buku-buku sebagai media belajar, kerelaan menerima tugas-tugas yang menuntut ia harus membaca, yang ditandai rasa senang, sungguh-sungguh aktif dan ajeg dalam melakukan aktivitas membaca disertai harapan akan memperoleh pengetahuan dan hasil belajar yang tinggi.

  1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca
Minat seseorang timbul karena adanya rasa senang dan sikap positif terhadap obyek yang menarik perhatian bagi dirinya, sehingga semakin senang seseorang tersebut terhadap obyek yang menarik baginya akan semakin tinggi minatnya. Kaitannya dengan minat baca siswa terhadap buku-buku yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
a.       Minat baca dipengaruhi oleh masing-masing kebutuhan anak.
b.      Minat baca dari setiap anak dipengaruhi oleh kebutuhan dasarnya, yaitu rasa aman, status dan kedudukan tertentu kepuasan efektif dan kebebasan yang sesuai kenyataan serta tingkat perkembangan.
c.       Minat baca didorong oleh status sosial ekonomi keluarga.
d.      Minat baca timbul terdorong oleh kebiasaan kesenangan anggota keluarga terhadap jumlah dan ragam bacaan.
e.       Sarana perpustakaan sekolah yang lengkap dapat mempengaruhi minat baca anak.
f.       Kegiatan pengajaran membaca yang intensif sangat mendorong dalam pembinaan, pengembangan dan peningkatan minat baca anak.
g.      Kegiatan diskusi kerja kelompok, baik yang bimbingan guru maupun tidak, akan mendorong minat baca anak.
h.       Minat baca dipengaruhi juga oleh kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar membaca.
i.        Perbedaan jenis kelamin secara psikologis mempengaruhi minat baca anak. (Sidik Wacana, 1996 : 36).
Pendapat lain mengatakan, bahwa faktor-faktor yang mendasari adanya minat baca adalah sebagai berikut:
a.       Faktor dorongan dari dalam, yaitu yang berhubungan erat dengan dorongan fisik yang merangsang individu untuk mempertahankan dirinya yang berkaitan dengan kebutuhan fisik.
b.    Faktor motif sosial, yaitu merupakan faktor yang dapat membangkitkan minat untuk melakukan aktivitas tertentu demi memenuhi kebutuhan sosialnya.
c.    Faktor emosional, yaitu faktor emosi perasaan yang erat hubungannya dengan obyek tersebut dan kemudian berhasil sehingga dapat menimbulkan perasaan senang dan puas (Sidik Wacana, 1996 : 36).
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa minat baca secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a.       Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak, meliputi kecerdasan, pengetahuan bahasa yang dimiliki, kebutuhan dasar anak, jenis kelamin dan faktor psikologis anak.
b.      Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri anak, meliputi faktor sosial ekonomi keluarga dan faktor lingkungan sekolah anak.
  1. Indikator Minat Baca
Minat baca sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa, melalui minat baca dapat diketahui melalui sikap siswa terhadap bacaan, sarana membaca serta penyelesaian tugas-tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas membaca.
Ada beberapa indikator untuk mengetahui adanya minat baca siswa, yaitu sebagai berikut:
a.       Senang membaca buku-buku pelajaran.
b.      Membaca merupakan kebutuhan bukan paksaan.
c.       Menggunakan perpustakaan sekolah untuk membaca atau meminjam buku-buku pelajaran.
d.      Memanfaatkan waktu luang untuk membaca.
e.       Melaksanakan tugas mendiskusikan atau mempelajari suatu bacaan.
f.     Adanya keinginan untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan baru.
g.    Adanya keinginan untuk membuktikan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajari (Ujang, 1990 : 21).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MINDSET SEKOLAH BERMAKNA BAGI ANAK

Apa yang harus siswa siapkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan Memiliki Kompetensi pada dimensi sikap Bertakwa ...