BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sekolah menengah pertama merupakan pendidikan formal yang ada di Indonesia. Salah satu bidang
studi pokok yang erat hubungannya dengan pembekalan kompentensi siswa sekolah
menengah pertama adalah ilmu pengetahuan sosial karena dalam mempelajari IPS
peserta didik dibina dan diberi langsung untuk dapat mengembangkan kopetensi
diri dalam memahami lingkungan sekitar.
Ilmu pengetahuan sosial (IPS)
merupakan mata pelajaran yang konsep dasar dari berbagai ilmu-ilmu sosial yang
disusun melalui pendekatan dan pisikologis serta kelayakan dan kebermaknaan
bagi siswa dan kehidupannya atau mata pelajaran IPS memberikan sumbangan berupa konsep-konsep
ilmu yang diubah menjadi ilmu pengetahuan.
Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi maka pendidikan merupakan faktor yang penting dalam
pembangunan moral dan kemampuan suatu bangsa cerdas trampil dan berbudaya.
Hal ini sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003 yaitu:
Mengembangkan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehiduan bangsa bertujuan untuk mengembangkan peserta
didik agar dapat menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab[1].
Pada kenyataannya dalam pembelajaran
IPS guru lebih sering menggunakan metode ceramah sehingga sulit dimengerti
banyak konsep, fakta, dan prinsif yang harus dihapalkan sehingga menimbulkan
kebosanaan dan kejenuhan bagi siswa. Rasa bosan dan jenuh membuat siswa tidak
berminat dan kurang berkualitas dalam belajar saat mata pelajaran IPS disajikan
oleh guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas I di SMPN II Munjul
dari 40 siswa yang hanya mendapatkan nilai diatas (
60)
sebanyak 18 siswa. Dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah (
60) sebanyak 22 siswa pada setiap evalusi
diberikan setelah akhir pembelajaran dari hasil ini ternyata tidak mudah
dipahami anak tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya karena
yang aktif guru maka terjadilah siswa yang ngobrol sendiri. Oleh karena itu
guru harus lebih berkualitas dalam belajar IPS.
Kualitas
pembelajaran sangat diperlukan dalam proses pembalajaran sebab siswa yang tidak
aktif kemungkinan besar tidak akan melakukan aktivitas dengan baik, guru
berfungsi sebagai motivator artinya guru perlu memberi rangsangan atau dorongan agar siswa tekun
dalam belajar.
Untuk
mencapai keberhasilan pendidikan di sekolah maka salah satu faktor yang
mendukung kearah itu adalah kompetensi tertentu yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam upaya
mengkualitaskan proses belajar mengajar. Hal ini disebaban tugas guru sebagai
pengajar (fungsi instruksional), sebagai pendidik (fungsi edukasion) dan
sebagai pengelolaan kelas (fungsi managerial).
Salah
satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah mampu memilih metode mengajar paling tepat dan bervareasi disertai
dengan pemahaman dan pengertian tentang metode mengajar yang harus digunakan di
kelas karena dalam suatu penggunaan suatu metode harus sesuai dengan situasi
dan kondisi kelas sehingga proses belajar
mengajar menjadi berkualitas.
Untuk
menarik perhatian siswa agar tidak bosan dalam belajar guru IPS sebaiknya
menggunakan demonstrasi. Metode demonstrasi diartikan sebagai penyajian
pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada peserta didik suatu
proses, situasi atau benda tertentu yang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau sumber
belajar lain yang memahami atau ahli dalam topic bahasan yang harus
didemonstrasikan. .
Berdasarkan
hasil observasi awal yang peneliti lakukan di kelas I SMP Negeri II Munjul
Pandeglang Banten. Dalam pembelajaran IPS yang diajarkan pada peserta didik guru menggunakan metode ceramah, dimana
peserta didik kurang berperan aktif dan cepat bosan dalam mengikuti pelajaran
IPS. Sedangkan dalam kurikulum KTSP sekarang ini diharapkan siswa dapat
berperan aktif dan mampu berfikir kritis.
Namun
pada kenyatannya, metode demonstrasi belum diterapkan secara optimal oleh SMP Negeri
II Munjul Pandeglang. Beberapa guru jarang menggunakan metode demonstrasi dan
hanya memfokuskan pembelajaran melalui buku cetak. Keterbatasan guru dalam
pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah dalam mengakibatkan
kejenuhan dalam belajar. Sekolah yang hanya memberikan pembelajaran dengan
menggunakan metode cramah saja, maka siswa akan berkurang minatnya dalam
belajar dan tidak perhatian dalam pelajaran.
Berkaitan
dengan masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui penggunaan
metode demonstrasi pada pembelajaran IPS dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa di kelas I SMP Negeri II Munjul Pandeglang Banten.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka dapat didefinisikan masalah-masalah yang relevan
dalam penelitian ini.
1.
Bagaimanakah aktifitas siswa dalam meningkatkan
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi di SMPN II Munjul,
pandeglang, Banten?
2.
Apakah pelaksanaan metode demonstrasi di SMPN
II Munjul, Pandeglang, Banten sudah
ideal?
3.
Bagaimana hasil belajar siswa dengan digunakannya
metode demonstrasi di SMPN II Munjul, pandeglang, Banten?
4.
Bagaimanakah sikap siswa di SMPN II Munjul,
Pandeglang, Banten terhadap mata
pelajaran IPS di dalam pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi?
5.
Bagaimanakah hasil yang di capai dalam
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode demonstrasi di SMPN II Munjul,
Pandeglang, Banten?
C.
Pembatasan
masalah
Karena
keterbatasan waktu penelitian dan luasnya permasalahan yang ada, maka
peneliti membatasi ruang lingkup
permasalahan yang akan diteliti agar pembahasan masalah lebih terarah dan
terfokus pada masalah pokok. Berdasarkan pertimbangan itu maka permasalahan
yang akan diteliti dibatasi pada Apakah Penggunaan Metode Demonstrasi Dapat
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS kelas I SMP Negeri II Munjul Pandeglang
Banten.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang identifikasi masalah, maka penelitian merumuskan masalah : “Apakah
Penggunaan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS di Kelas
I SMP Negeri II Munjul Pandeglang Banten”?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti adalah peneliti ingin mendapatkan
data secara empiris dengan melihat apakah benar Kualitas Pembelajaran IPS dapat
ditingkatkan melalui metode demonstrasi di kelas I SMP Negeri II Munjul
Pandeglang Banten.
F.
Manfaat Hasil
Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi :
1.
Siswa-siswi SMP Negeri II Munjul Pandeglang
Banten dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode demonstrasi diharapkan
lebih meningkatkan lagi minat dan prestasi belajarnya khususnya dalam
pembelajaran IPS
2.
Guru-guru IPS khususnya di SMPN II Munjul
Pandeglang Banten. Agar dapat melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode demonstrasi guna memberikan pengetahuan dan pengalaman yang lebih bagi
peserta didik yang diajarkannya.
3.
Kepala sekolah agar dapat memonitor
pembelajaran IPS di SMPN II Munjul Pandeglang Banten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar